Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giman yang Rumahnya Disebut Pindah dalam Semalam, Didatangi 10.000 Orang, Tak Bisa Lanjutkan Pembangunan

Kompas.com - 05/10/2020, 07:05 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Masih ingat dengan Giman yang sempat membuat heboh karena disebut memindahkan rumahnya dalam semalam?

Setelah kabar itu viral, ribuan orang berbondong-bondong menyaksikan rumah di Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu.

Pada awalnya, dalam satu hari rumahnya bisa dikunjungi hingga puluhan ribu orang. Mereka penasaran dengan rumah Giman.

Ternyata kedatangan masyarakat justru membuat tembok yang berada di bawah tanah bergeser.

“Karena timbunan tanah diinjak-injak ribuan orang membuat dinding bata geser 2 centimeter,” ujar Giman kepada Kompas.com, Minggu (04/10/2020).

Baca juga: Nasib Giman, Dulu Viral Rumahnya Berpindah Tempat dalam Semalam, Kini Beli Semen pun Tak Mampu

Tak mampu lanjutkan pembangunan

Rumah milik Giman (47) warga Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.KOMPAS.com/ Sukoco Rumah milik Giman (47) warga Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Selain dinding yang miring, bagian lain rumahnya tidak terlihat ada perubahan sejak dikunjungi Kompas.com, Juli lalu.

Saat rumahnya ramai dikunjungi, Giman tak bisa bekerja melanjutkan pembangunan rumahnya.

Meski sekarang sudah sepi pengunjung, Giman tetap tak bisa melanjutkan pembangunan karena sudah tidak punya dana lagi untuk membangun.

Semenjak pandemi Covid-19, Giman sudah tidak lagi bisa bekerja sebagai penjual kopi keliling.

“Kemarin masih ada uang makanya mau menyelesaikan rumah yang sudah setahun lebih saya bangun,” katanya.

“Sekarang enggak ada uang untuk menyelesaikan. Sekarang nganggur,“ imbuhnya.

Baca juga: Dibangun Bertahap dan Bantah Ada Mistis, Cerita Giman tentang Rumahnya yang Disebut Bisa Berpindah Tempat

 

Giman, warga Desa Mengger menjadi viral setelah berhasil memindahkan tiang rumahnya ke pondasi setinggi1,30 meter tanpa bantuan orang lain. Diamengaku jika memiliki keyakinan yang kuat, segala sesuatu bisa terjadi.KOMPAS.COM/SUKOCO Giman, warga Desa Mengger menjadi viral setelah berhasil memindahkan tiang rumahnya ke pondasi setinggi1,30 meter tanpa bantuan orang lain. Diamengaku jika memiliki keyakinan yang kuat, segala sesuatu bisa terjadi.
Dapat bantuan pemerintah

Giman mengaku mendapatkan bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp 2,5 juta.

Namun uang tersebut dipakainya untuk memenuhi kebutuhan, termasuk mencukupi kebutuhan anak semata wayangnya.

”Bantuan Rp 2,5 juta habis untuk beli kebutuhan anak saya, beli susu buat makan. Kalau buat bangun (rumah) mana cukup,” katanya.

Dia sebenarnya juga mendapatkan pemasukan dari pengunjung saat masih viral.

Namun jumlahnya tak banyak, sehingga untuk membeli semen saja dia tak mampu.

Baca juga: Soal Rumahnya yang Dianggap Bisa Pindah Tempat dalam Semalam, Ini Kata Giman

Harus mengungsi jika hujan

Ilustrasi hujan.oceanicpropertiesllc.com Ilustrasi hujan.
Karena tak kunjung selesai, rumahnya selalu terdampak ketika hujan datang.

Bagian depan rumah yang terbuat dari kayu jati terendam ketika hujan turun.

Dia bersama anaknya pun harus menginap ke rumah ibu yang jaraknya 10 meter dari rumahnya.

“Iya kalau hujan banjir karena air mengumpul di bangunan rumah depan karena bagian belakang sudah tinggi,” ucapnya.

Meski tak berharap banyak, dia mengaku akan senang jika ada pihak yang membantunya.

"Saya tidak berharap, tapi untuk hidup saja susah karena sudah tidak kerja,” ujarnya.

Baca juga: Video Viral Rumah Bisa Bergerak dan Berpindah Tempat, Ini Faktanya

Rumah milik Giman (47) warga Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.KOMPAS.com/SUKOCO Rumah milik Giman (47) warga Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Mendesain rumah sendiri

Seperti diketahui, kabar tentang Giman menjadi viral karena rumah dengan 16 tiang lengkap beserta gentingnya bisa dinaikkan ke pondasi setinggi 1,3 meter dan digeser ke utara sampai 1 meter seorang diri.

Warga pun menengok rumah Giman hingga mengetahui desain rumahnya yang cukup unik.

Dia mendesain sendiri rumah dengan satu kamar berukuran 4x5 meter yang berada di bawah tanah itu.

Meski hanya lulusan SD, Giman mengaku pernah mendesain perumahan saat bekerja di Jakarta.

Kamar bawah tanah itu berawal dari kesulitan Giman mencari tanah urukan untuk fondasi.

Maka dia menggali kamar tersebut kemudian tanahnya digunakan untuk menimbun fondasi di kanan dan kiri rumahnya.

“Kalau enggak viral nggak ada yang tahu ada kamar di bawah tanah karena rencananya ada 3 pintu sebelum masuk ke kamar,” katanya.

Dikunjungi 10.000 orang

Warga Ngawi digegerkan dengan beredarnya video rumah Giman di Desa Mengger yang tiba tiba saja berlantai 2. Warga heran karena GIman hanya tinggal berdua dengan anaknya 2 tahun sebelum rumah tersebut tiba tiba menjadi berantai 2.KOMPAS.COM/JAFAR Warga Ngawi digegerkan dengan beredarnya video rumah Giman di Desa Mengger yang tiba tiba saja berlantai 2. Warga heran karena GIman hanya tinggal berdua dengan anaknya 2 tahun sebelum rumah tersebut tiba tiba menjadi berantai 2.
Ketua BPD Desa Mengger Suprawoto menyebut pernah ada lebih dari 10.000 orang yang berkunjung ke rumahnya.

Mereka penasaran bagaimana cara Giman memindahkan rumahnya.

Meski sekarang hanya ada satu-dua orang, masih saja ada yang berkunjung ke rumah Giman.

“Empat hari sejak viral kemarin sehari ada 5.000 an pengunjung. Sekarang paling satu dua yang lihat,” kata Suprawoto.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Magetan, Sukoco | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com