Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Petani Muda Asal Cilacap, Benih Gendot Jadi Laris Manis

Kompas.com - 22/05/2020, 20:38 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Berawal dari keinginannya untuk menjadikan gendot sebagai sayuran yang dikenal masyarakat, Rizal, petani muda asal Cilacap, Jawa Tengah, mencoba membudidayakannya.

Sejak 2018, Rizal mengambil biji yang sudah tua kemudian dikeringkan.

Ternyata benih yang diproduksi berhasil tumbuh subur dan mulai banyak permintaan dari sekitarnya.

Baca juga: Ekspor Benih Lobster Tak Bisa Majukan Budidaya di Dalam Negeri

Kurang dari dua tahun, upaya Rizal telah membuahkan hasil. Benih gendot hasil budidayanya sudah dikirim ke penjuru Nusantara.

Gendot merupakan tumbuhan rawa dan sering dianggap sebagai gulma.

Tak heran jika tumbuhan ini tidak banyak yang mengetahuinya, apalagi hingga mengonsumsinya.

"Saya membuat benih gendot mulai akhir tahun 2018, saya kirimkan ke Sumatera, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan," kata Rizal melalui siaran pers, Jumat (22/5/2020).

Baca juga: Stadion Mattoanging Ditanami Sayur, Hasilnya Dibagikan Gratis ke Tukang Becak

Rizal berencana mengembangkan pasar benih gendot hingga ke luar negeri.

"Ada aplikasi potensi ekspor yang bisa di akses langsung. Saya berpikir untuk mencari market gendot di luar negeri. Dan ternyata banyak komoditas pertanian di sekitar tempat tinggal saya yang sudah punya pasar ekspornya," jelas Rizal.

 

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilacap mencatat frekuensi pengiriman benih gendot atau bagi sebagian masyarakat menyebutnya dengan genjer ini menunjukkan tren meningkat.

Pada 2019, Rizal baru dapat mengirimkan dua kali benih gendot dengan tujuan Sumatera.

Sejak Januari hingga pertengahan Mei tahun 2020 sudah 40 kali melakukan pengiriman.

"Tumbuhnya pelaku usaha di bidang agrobisnis menjadi salah satu program yang kami galakkan. Hal ini sejalan dengan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor yang di gagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," kata Kepala Kantor Karantina Pertanian Cilacap, Puji Hartono.

Menurut Puji, berdasarkan hasil pemeriksaan benih gendot sebagai media pembawa hama dan penyakit tumbuhan ini telah dinyatakan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan.

Baca juga: Pedagang Sayur Positif Covid-19, Pasar Kolpajung Pamekasan Tak Ditutup

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, secara terpisah menjelaskan, tentang aplikasi Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export, iMACE yakni merupakan aplikasi yang dapat digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan agribisnis sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan.

Aplikasi besutan Badan Karantina Pertanian ini berisikan data lalu lintas real time produk pertanian yang diekspor.

Bagi para pemegang kebijakan informasi dapat digunakan untuk memetakan pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com