Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kampung di Bontang dalam Kepungan Gas Amonia

Kompas.com - 02/05/2020, 13:55 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – "Bau amonia pabrik jadi keseharian kami di sini”.

Ungkapan itu dilontarkan Anwar Lafang, warga RT 33, Gang Merpati, Kelurahan Loktuan, Kota Bontang, Kalimantan Timur, di Pelabuhan Loktuan saat ditemui Kompas.com, Minggu (29/3/2020).

Di belakang dia, kurang lebih satu kilometer, berdiri pabrik produksi amonia milik empat perusahaan yang beroperasi di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang.

Perusahaan terbesar di kawasan itu adalah PT Pupuk Kaltim, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca juga: Anggota DPRD Bontang Siap Barter Mobil Strada dengan 300 Boks Masker

Pabrik itu bersisian dengan Pelabuhan Loktuan dan juga pemukiman padat yang ada di wilayah itu.

“Ada rumah berdempetan dengan pagar pembatas pabrik,” kata pria berusia 47 tahun ini sambil menunjuk ke arah pemukiman padat.

Kelurahan Loktuan dan Guntung adalah dua kelurahan di Kecamatan Bontang Utara, yang berbatasan langsung dengan pabrik amonia milik empat perusahaan itu.

Mata pencaharian warga di dua kelurahan itu, sebagian nelayan, pegawai, dan pekerja harian lepas industri, pedagang dan lainnya.

“Di wilayah Bontang Utara memang penduduknya paling banyak, karena mungkin daerah industri. Termasuk di Loktuan dan Guntung,” ungkap Anwar.

Baca juga: Wali Kota Bontang Siapkan Warung Makan Gratis untuk Masyarakat yang Terdampak Wabah Covid-19

Anwar menetap di lokasi Loktuan sejak 1989, setelah berdiri pabrik 1977. “Rata-rata pabrik berdiri duluan,” kata dia.

Sejak 1950 awalnya Bontang hanya desa kecil. Kemudian berubah jadi kecamatan membawa 11 desa pada 1972.

Dua tahun kemudian, PT Liquefied Natural Gas (LNG) Badak dan PT Pupuk Kaltim berdiri di Bontang, pada 1974 dan 1977.

Kemudian, berlanjut hingga 1984 Bontang menjadi sebuah kecamatan hingga akhirnya menjadi kota madya pada 2001.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com