Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sumur Dikira Mendidih di Ambon, Ini Kata LIPI

Kompas.com - 23/10/2019, 16:50 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon menyebut kejadian air sumur mendidih yang menghebohkan warga di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, sebagai sebuah peristiwa yang alami.

Kepala LIPI Ambon Nugroho Dwi Hananta mengatakan, pihaknya telah mendatangi dan mengecek langsung sumur tersebut.

Setelah diteliti, ternyata air sumur itu tidak mendidih dan hanya mengeluarkan gelembung-gelembung air.

“Jadi itu alamiah, tidak berbahaya dan yang penting jangan dikait-kaitkan dengan adanya gempa baru,” kata Nugroho kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Rabu (23/10/2019).

Baca juga: Cerita Risma Saat Ditawari Menteri oleh Megawati dan Puan

Dia menejelaskan, tiga peneliti LIPI yang mendatangi sumur tersebut juga tidak menemukan adanya perubahan warna pada air sumur.

Peneliti juga tidak menemukan adanya perubahan suhu, sehingga kejadian tersebut diyakini merupakan kejadian yang alami.

“Sudah tiga orang yang ke sana melihat perigi itu, yang kita lihat air sumurnya tidak mendidih, cuma ada gelembung-gelembung air, suhunya juga sama, tidak mendidih,” kata Nugroho.

Terkait kejadian itu, pihak LIPI berkesimpulan bahwa di bawah tanah di sumur tersebut diduga ada pori-pori yang terbuka, sehingga ada tekanan udara ke permukaan.

Nugroho menggambarkan kondisi sumur tersebut dengan spons yang biasa digunakan ibu rumah tangga untuk mencuci piring.

Saat spons ditekan di bagian bawah, pasti ada busa yang naik ke atas, karena ada tekanan udara yang keluar dari pori-pori spons.

“Jadi kesimpulan kami di bawah tanah itu ada pori-pori yang ada udaranya. Kemudian juga rekahan-rekahan kan sebelumnya ada gempa, tekanannnya meningkat jadi terangkat ke atas membentuk gelembung-gelembung,” kata Nugroho.

Menurut Nugoro, pori-pori dan rekahan di bawah tanah di lokasi sumur itu sangat mungkin terjadi karena adanya gempa yang terjadi di Ambon.

Dia juga menduga akibat kejadian gempa yang terjadi, banyak karang yang telah mati ribuan tahun lalu terangkat ke atas akibat tekanan, sehingga memunculkan pori-pori dan rekahan.

Meski begitu, Nugroho mengingatkan agar warga tidak perlu menghubungkan kejadian air sumur di desa tersebut dengan pertanda akan terjadi bencana.

Sebab, hal itu dinilai hanya akan membuat panik masyarakat.

“Tapi yang perlu ditekankan bahwa gelembung-gelembung di sumur itu tidak ada kaitan gempa baru, itu yang paling penting,"kata Nugroho.

Sebelumnya, air sumur warga di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Ambon tiba-tiba mendidih pada Senin (21/10/2019).

Kejadian itu membuat panik warga, lantaran banyak warga meyakini bahwa kejadian itu sebagai petunjuk akan terjadi musibah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com