Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Widodo tentang Anaknya yang Ditolong Warga Papua dalam Kerusuhan di Wamena

Kompas.com - 02/10/2019, 20:35 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Widodo (57) baru saja pulang dari belanja saat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, pecah, Senin (23/9/2019) lalu.

Widodo mengaku terkejut karena banyak warga pendatang dipukul dan motornya dibakar.

“Saya lagi belanja dengan istri. Setelah pulang dari belanja banyak pendatang dipukuli, motor dibakar,” katanya setibanya di Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (2/10/2019).

Widodo semakin terkejut ketika melihat ruko miliknya juga ikut terbakar. Padahal di dalamnya masih ada anaknya.

Baca juga: Pasca-kerusuhan, 8.051 Warga Dievakuasi dari Wamena ke Jayapura

 

Beruntung anaknya itu bisa melompat ke belakang ruko dan diselamatkan oleh warga Papua asal Biak yang juga bermukim di sana.

“Masuk ke rumah orang Biak. Semua pada masuk ke rumah orang Biak,” katanya.

Melihat kerusuhan yang terus terjadi, Widodo bersama anggota keluarganya akhirnya berlindung di kantor polisi setempat.

Widodo yang merupakan warga asal Blitar mengaku sudah sejak tahun 1970 berada di Wamena.

Saat ini, ia tinggal bersama sembilan anggota keluarganya di tanah Papua. Termasuk istri, anak dan saudaranya.

Widodo bersyukur sudah sampai di Jawa Timur dan tidak menjadi korban dalam kerusuhan itu.

Sebab, menurutnya, tidak sedikit tempat tinggal warga pendatang yang dibakar.

Widodo bersama 119 warga Jawa Timur lainnya tiba di Lanud Abdulrachman Saleh dengan diangkut menggunakan pesawat Hercules C-130 sekitar pukul 15.00 WIB.

Iksan (60) asal Nguling, Kabupaten Pasuruan, mengungkapkan hal yang sama. Iksan mengaku baru empat tahun tinggal di Wamena dan menjadi tukang ojek.

“Sudah empat tahun. Saya jadi ojek,” katanya.

Saat kerusuhan pecah, Iksan langsung lari dan meminta perlindungan kepada polisi dan pihak Kodim setempat.

Meski sudah selamat dan sudah sampai di tanah kelahirannya, Iksan terlihat masih sedih karena adiknya masih berada di Wamena.

“Adikku masih di sana. Kemarin diajak tidak mau,” katanya.

Baca juga: Ketika Khofifah Gendong Anak yang Baru Tiba dari Wamena

Bupati Sampang Slamet Junaedi yang menjemput langsung warganya di Lanud Abdulrachman Saleh mengatakan, ada 18 warga asal Sampang yang ada di dalam rombongan itu.

Sebelumnya, ia juga sudah menyambut 34 orang warganya yang pulang dari Wamena.

“Yang masih tertahan ada 28 orang,” katanya.

Junaedi mengaku akan membawa langsung warganya pulang ke Sampang setelah selesai didata oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com