Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Baru Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Kesedihan Ayah hingga Minta Dihukum Mati

Kompas.com - 27/09/2019, 10:20 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kematian NP, bocah perempuan berusia 5 tahun yang dibunuh dan diperkosa dua kakak angkatnya sendiri yang jasadnya ditemukan di aliran Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019) siang, meninggalkan luka yang amat terdalam bagi Hadi (53) ayah kandung NP.

Hadi tak menyangka anak hasil pernikahan dengan mantan istrinya Li (40) akan berakhir tragis seperti itu.

Bahkan, ia pun berharap para pelaku yang membunuh anaknya dapat dihukum mati.

Sementara itu, polisi melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap tiga tersangka yakni SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya RG (16) dan R (14) pemerkosaan dan pembunuhan bocah lima tahun, NP.

Berikut ini fakta baru selengkapnya:

1. Kesedihan ayah NP

Proses evakuasi penemuan jasad anak di sungai Cimandiri, Nyalindung,Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).DOK : POLSEK NYALINDUNG Proses evakuasi penemuan jasad anak di sungai Cimandiri, Nyalindung,Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).

Hadi mengaku sedih setelah mendapat informasi bahwa putrinya meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar dan jenazahnya ditemukan di Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Hadi menceritakan, NP merupakan anak dari pernikahannya dengan mantan istri keduanya Li, warga Kecamatan Lembursitu.

Hanya saja, pernikahannya tidak langgeng. Pernikahannya pun hanya bertahan setelah NP lahir dua bulan.

Baca juga: Kesedihan Ayah Kandung Bocah 5 Tahun Saat Tahu Putrinya Dibunuh Ibu dan Diperkosa Kakak Angkat

2. Dapat kabar dari polisi

Ilustrasi polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi polisi.

Hadi mengatakan, ia mendapat kabar anaknya meninggal dunia setelah polisi datang kerumahnya, Senin (23/9/2019) malam.

Oleh polisi, Hadi diberi penjelasan bahwa NP ditemukan meninggal di Sungai Cimandiri.

NP dibunuh kakak angkatnya dan kemudian dimakamkan.

"Saya mengetahui setelah ada polisi yang datang ke sini memberi tahu bahwa anak saya meninggal dibunuh," ungkap Hadi saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

3. Minta dihukum mati

IlustrasiKOMPAS/TOTO S Ilustrasi

Hadi berharap ketiga pelaku yang membunuh anaknya mendapatkan hukuman yang berat dan setimpal atas perbuatannya.

"Kalau dihukun, hukum mati saja kalau bisa. Anak saya meninggal ya pembunuhnya juga harus mati," ujarnya.

Baca juga: Ayah Kandung dari Bocah 5 Tahun yang Dibunuh Ibu dan Diperkosa Kakak Angkat Berharap Pelaku Dihukum Mati

4. Polisi periksa kejiwaan tiga tersangka

Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Maolana mengatakan, kejiwaan tiga tersangka pemerkosaan dan pembunuhan bocah lima tahun, NP, di Sukabumi, Jawa Barat, diperiksa dokter spesialis kejiwaan di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi.

Ketiga tersangka yakni, SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya, RN (16) dan R (14).

"Untuk hasil kejiwaannya nanti kami sampaikan," ujar Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Maolana kepada Kompas.com di Sukabumi, Kamis (26/9/2019).

Sambungnya, untuk pemeriksaan kejiwaan dilakukan Rabu kemarin.

Baca juga: Kejiwaan Ibu dan Anak Pembunuh serta Pemerkosa Bocah 5 Tahun Diperiksa

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com