NGAWI, KOMPAS.com - Sarimun, kakek siswa yang menulis surat pengunduran diri ke SMP Negeri 1 Plaosan, Magetan, Jawa Timur, mengaku sangat ingin agar cucunya melanjutkan sekolah kembali.
Berikut penuturan sang kakek, saat ditemui Kompas.com di kebun sayur miliknya di Magetan, rabu (11/9/2019).
"Kulo nek eling nggih nangis. Sejak kecil ikut saya, menemani saya," katanya.
Menurut Sarimin, cucunya tersebut menjadi piatu saat kelas 6 SD. Setahun kemudian, ia menjadi yatim piatu.
Sejak menjadi yatim piatu cucunya tersebut menjadi anak yang lebih pendiam dan sering sakit-sakitan.
Baca juga: Lama Tak Masuk Sekolah karena Sakit, Siswa di Magetan Buat Surat Pengunduran Diri
Sarimin sendiri berharap cucunya bisa menyelesaikan ujian paket B dan kembali meneruskan sekolah.
“Tantenya di Surabaya juga mendorong agar sekolahnya selesai, baru melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Dia bahkan membelikan laptop untuk belajar,” imbuhnya.
Kompas.com yang bertandang ke rumah kakek Sarimun tak menemukan siswa yang mengirimkan surat pengunduran diri ke pihak sekolah tersebut.
Sejak subuh biasanya mbah Sarimun bersama istrinya telah berangkat ke ladang yang jaraknya lebih dari tiga kilometer dan baru pulang jika matahari terbenam.
“Sejak pagi dia pergi ke rumah gurunya mau belajar untuk ikut ujian paket,” ucap Sarimun.
Baca juga: Siswa yang Buat Surat Pengunduran Diri karena Lama Sakit Dipastikan Ikut Ujian Paket B
Sebelumnya diberitakan, foto surat pernyataan pengunduran diri dari seorang siswa kelas 9 SMPN 1 Plaosan beredar di media sosial dan jadi viral.
Siswa kelas 9 tersebut menulis pernyataan mengundurkan diri dikarenakan salah satu guru di sekolah tersebut tidak suka atas kehadiraannya di sekolah. Tidak disebutkan apa yang menyebabkan siswa kelas 9 tersebut tidak disukai oleh gurunya.
Sementara guru Bidang Kesiswaan SMPN 1 Plaosan Prayitno mengatakan, nama siswa dalam surat tersebut merupakan siswanya kelas 9 yang tidak bisa mengikuti ujian akhir sekolah karena terlalu lama absen karena sakit pascakedua orang tuanya meninggal.
“Anak tersebut anak yatim piatu, karena tidak mempunyai nilai ulangan maka tidak bisa ikut ujian akhir sekolah. Masalah ini sudah ditangani oleh Dinas Pendidikan,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.