Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Anak Tewas Terkena Ledakan Granat di Bogor, Sempat Dibuang Ibu Korban hingga Penjelasan TNI

Kompas.com - 15/02/2019, 16:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - MM, seorang anak berusia 10 tahun, warga Cibungbulang, Bogor, meninggal dunia setelah terkena ledakan granat pada hari Kamis (14/2/2019).

Selain MM, dua rekannya berinisial MD (14) dan KI (10), mengalami luka berat akibat ledakan tersebut.

Berdasar keterangan aparat Kodim 0621 Kota Bogor, ketiga anak tersebut menemukan sebuah granat saat bermain di kawanan lapangan tembak.

Granat tersebut lalu dibawa pulang dan meledak saat dipakai bermain oleh ketiga anak itu. Diduga, ketiga korban tidak menyangka benda yang ditemukan adalah granat aktif

Baca fakta lengkapnya:

1. Menemukan granat aktif di lapangan tembak

Ilustrasi granat tangan.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi granat tangan.

Komandan Distrik Militer 0621 Letkol Harry Eko Sutrisno mengatakan, granat meledak setelah dibuat mainan oleh para korban.

Sebelumnya, para korban bermain di lapangan tembak dan menemukan sebuah granat lalu dibawa pulang.

"Anak-anak (korban) bermain ke daerah lapangan tembak dan menemukan benda yang diduga granat itu. Lalu dibawa pulang ke rumah dan dibuat mainan, dipukul-pukul hingga mengakibatkan terjadinya ledakan," ucap Letkol Harry, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Baca Juga: Granat Meledak di Pemukiman Warga di Bogor, 1 Anak Meninggal

2. TNI imbau warga tidak bermain di area militer

Tentara.Thinkstock Tentara.

Peristiwa yang menewaskan MM dan melukai dua anak lainnya segera mengundang perhatian warga.

Sementara itu, TNI dari Distrik Militer 0621, Kota Bogor, menghimbau warga sipil untuk tidak beraktivitas di area militer.

"Mereka tidak tahu kalau benda itu diduga granat, dibawa pulang dan dibuat mainan," kata Harry.

Atas kejadian itu, ia mengimbau kepada warga, khususnya anak-anak agar tidak menjadikan area latihan militer sebagai tempat bermain.

"Korban luka sudah mendapat perawatan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan polisi setempat," tutupnya.

Baca Juga: Kejar Pelaku Pembantaian di Nduga Papua, Tim Gabungan Gunakan Granat Pelontar, Bukan Bom

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com