Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Ton Apem Disebar dalam Perayaan Tradisi Yaqawiyyu di Klaten

Kompas.com - 26/10/2018, 17:05 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Ribuan warga memedati Sendang Klampeyan, kompleks makam Kiai Ageng Gribig, di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (26/10/2018).

Mereka datang dari berbagai penjuru daerah untuk menyaksikan sekaligus mengalap berkah perayaan tradisional sebaran apem "Yaqawiyyu".

Sebaran apem Yaqawiyyu diawali dengan mengirab dua gunungan apem menuju pendapa Sendang Klampeyan di selatan Masjid Ageng Jatinom.

Perayaan tradisi Yaqawiyyu diadakan setiap bulan Safar, bulan kedua penanggalan Jawa. Hadir dalam perayaan ini salah seorang keturunan Kiai Ageng Gribig yang juga Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Klaten Sri Mulyani, Forkopimda Klaten, para kiai serta tamu undangan lainnya.

Sebaran apem Yaqwiyyu dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Diawali dengan pembacaan doa oleh seorang ulama. Adapun jumlah apem yang disebar dalam perayaan itu ada sekitar enam ton.

Warga yang berada di sendang kompleks makam Kiai Ageng Gribig pun saling berebut ketika apem itu disebar dari atas pandapa. Mereka saling berdesakkan demi mendapatkan apem. Mereka meyakini apem tersebut akan membawa keberkahan dan keselamatan.

Baca juga: Gurih Manis Apem di Festival Apangi

Seorang warga, Atun mengaku datang ke lokasi sebaran apem sejak pukul 11.00 WIB. Ia sengaja datang lebih awal agar mendapatkan tempat di depan dekat pendapa.

"Saya rutin datang ke sini untuk mencari berkah apem. Orangtua dulu bilang apem ini membawa keselamatan dan berkah," kata Atun kepada Kompas.com.

Atun mengatakan, kedatangannya ke perayaan itu tidak sia-sia. Saat berebut dengan warga lain, ia berhasil mendapatkan lima apem. Apem tersebut, katanya, akan ia bawa pulang untuk dimakan.

Warga lain, Dwi menambahkan, perayaan tradisional sebaran apem Yaqawiyyu sudah menjadi tradisi tahunan yang diadakan setiap bulan Safar di Klaten. Oleh karena itu, setiap Safar dirinya selalu datang ke perayaan itu.

"Saya rutin setiap tahun ke sini. Ya, untuk mendapatkan apem Yaqawiyyu," jelas dia.

Sementara dalam sambutannya, Airlangga menjelaskan, perayaan sebaran apem Yaqawiyyu merupakan tradisi turun-temurun. Perayaan ini dimulai sekembalinya Kiai Ageng Gribig yang dipercaya merupakan keturunan Prabu Brawijaya, dari Tanah Suci Mekkah.

"Tradisi Yaqawiyyu menjadi ajang silaturahmi seluruh warga Klaten untuk merajut kembali benang persaudaraan. Contoh keteladanan masih terngiang ketika guru kita bercerita tentang Kiai Ageng Gribig wali Allah, tokoh besar, ulama pejuang yang menjalankan dakwah Islam di Klaten," ungkap dia.

Baca juga: Melihat Arti Tradisi Sedekah Laut, Bentuk Rasa Syukur dalam Kacamata Budaya

Sepulang menunaikan ibadah haji di Mekkah, Kiai Ageng Gribig meneguhkan keyakinan untuk melakukan dakwah Islam, membangun peradaban Islam dan mendidik kesalehan sosial.

"Pemaknaan apem dari Bahasa Arab 'afuan' yang berarti ampunan. Tujuannya agar masyarakat memohon ampunan kepada sang pencipta Allah SWT dan masyarakat saling memaafkan satu dengan yang lain," terang Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com