Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Orangtua Bayi Agung Lunasi Tunggakan Rumah Sakit Rp 79 Juta

Kompas.com - 26/07/2018, 16:32 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisah bayi Muhammad Agung Hidayat (3 bulan), anak kedua pasangan Muhlasin dan Haryanti, warga Dukuh Sampit, Siderejo, Sayung, Demak, Jawa Tengah, diunggah sejumlah akun di media sosial, khususnya Instagram.

Agung, yang lahir pada 20 April 2018, di sebuah rumah sakit di Semarang, Jawa Tengah, menderita sejumlah penyakit sejak lahir.

Orangtua Agung, Muhlasin, merupakan seorang buruh proyek. Dengan kondisi kesehatan anaknya, Muhlasin masih menanggung tunggakan biaya kelahiran dan pengobatan Agung sebesar Rp 79 juta.

Salah satu akun yang mengunggah video yang menggambarkan kondisi kesehatan Agung adalah @ndorobeii.

Setelah ditelusuri, orangtua Agung, Muhlasin juga mengunggah kondisi kesehatan anaknya melalui akun instagram pribadinya.

Saat dihubungi Kompas.com, Muhlasin mengungkapkan kisah yang dialami anaknya sejak awal kelahiran.

"Awalnya pas mau lahiran saya bawa istri saya ke bidan, dan pas bukaan terakhir air ketubannya pecah, disusul tali pusar menumbung atau keluar (bayi belum keluar). Terus dirujuk ke Rumah Sakit Kariadi oleh bidannya, dan begini lah akhirnya," kata Muhlasin kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2018).

Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke rumah sakit sekitar dua jam.

"Perjalanan dari rumah sampai ke Kariadi, kalau naik mobil kalau lancar sekitar 2 jam," lanjut dia.

Agung dilahirkan melalui operasi sesar. Ketika lahir, ia sempat menangis, walaupun hanya beberapa detik. Kemudian, kondisinya tidak sadar.

"Pertama keluar bisa nangis 5 detik, habis itu mungkin air ketubannya kayak ketelan, terus enggak sadar diri (hilang denyut jantung dan napas). Kemudian dokter memberikan tindakan medis, ada lagi detak jantung dan napasnya. Terus dirawat di ICU selama satu bulan. Pas sadar, napasnya sudah berat kayak gitu," Muhlasin menceritakan.

Selama tiga bulan sejak lahir, hidup Agung bergantung pada selang oksigen yang terpasang di hidungnya.

Tanpa bantuan oksigen, kondisi kesehatannya langsung menurun.

"Kalau dilepas oksigennya, langsung turun banget kondisinya," ujar Muhlasin.

Tak hanya itu, lanjut dia, cairan lendir keluar dari mulut dan hidung Agung.

Muhlasin dan istrinya harus bergantian membersihkan lendir ini dengan alat bantu.

"Setiap menit dibersihin lendirnya. Karena setiap menit pasti keluar. Lendir keluar dari mulut sama hidungnya. Kalau enggak disedot atau telat nyedotnya, adek (Agung) pasti langsung membiru dan enggak bisa nafas," papar Muhlasin.

Hingga kini, kondisi kesehatan anaknya belum mengalami perubahan.

"Kondisi selama tiga bulan ini masih sama. Belum ada respons. Kalau tidur matanya gitu (melek). Pas banyinya ya tiga-empat hari saya jenguk di ruang ICU enggak kayak gitu, kayak bayi normal biasanya (tidur dengan kondisi mata tertutup). Pas udah dua minggu sampai saat ini kok malah keadaannya kayak gini, semakin menurun," kata dia.

Keluar masuk rumah sakit

Sejak lahir, Agung sudah keluar-masuk rumah sakit sebanyak empat kali. Saat ini, Agung tengah menjalani perawatan di RS Ketileng atau RSUD KRMT Wongosonegoro, Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Muhlasin, ada diagnosa baru terkait kondisi kesehatan Agung. Ia mengalami pengecilan otak, kelainan jantung, dan infeksi paru-paru.

"Terakhir pas di pindah ke RS Ketileng sini, ada diagnosa baru, ada otak yang mengecil, ada kelainan jantung juga, infeksi paru-paru," kata Muhlasin.

Tunggakan Rp 79 juta

Muhlasin menceritakan, ia masih mempunyai tunggakan di RS Kariadi sekitar Rp 79 juta.

"Itu ada duit dikit dari orang-orang saya buat nyicil-nyicil itu," ujar dia.

Sementara, ia sendiri sudah tidak bisa bekerja selama tiga bulan terakhir, karena fokus pada perawatan Agung.

"Saya nungguin di rumah sakit dari lahir sampai sekarang tidak bekerja, karena gantian dengan istri, kasian kalau sendirian," lanjut dia.

Ia sudah mengajukan bantuan kepada Dinas Sosial, tetapi hingga kini belum ada tanggapan.  

"Dulu sudah diajuin sama kakak saya di Dinas Sosial, tapi ga ada respon. Karena teman-teman di-upload ke mana-mana, ini tadi jam 9-an dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Semarang dan Demak ke sini, katanya diutus Pak Gubernur," kata Muhlasin.

Ia berharap, dengan penanganan maksimal, kondisi anaknya akan segera membaik. 

"Kami orangtua mengharapkan, dedek Agung bisa sembuh dan sehat. Walaupun kata dokter si adek gak normal," harap dia.

Kompas TV Berikut adalah 3 berita terpopuler hari ini versi KompasTV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com