Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hormat untuk Bayu, Koordinator Parkir Gereja yang Tewas Saat Hadang Motor Pembawa Bom

Kompas.com - 15/05/2018, 13:34 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com — Hormat dilayangkan untuk almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana.

Koordinator parkir (sebelumnya disebut kepala keamanan) di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, itu menjadi salah satu korban tewas dalam ledakan bom oleh teroris karena berusaha menghadang sepeda motor pembawa bom yang menerobos masuk di pintu gerbang masuk gereja.

Para saksi mata melihat keberanian Bayu menghadang sepeda motor tersebut.

Bayu berupaya menahan kencangnya laju motor dengan menarik tubuh pelaku yang ada di boncengan.

Penghadangan dilakukan Bayu karena pengendara motor dengan kencang menerobos ke arah gereja, padahal areal parkir motor ada di tempat lain.

Baca juga: Cerita Juru Parkir GKI Surabaya, Lihat Wanita dan 2 Anak Pakai Rompi Sebelum Ledakan

Saat menarik tubuh penumpang motor itulah, bom meledak hingga menyebabkan pria berusia 38 tahun itu turut menjadi korban.

"Dari rekaman CCTV, terlihat Mas Bayu memegangi orang yang di boncengan lalu bom meledak," ujar Stefanus Andi, rekan Bayu sekaligus penjaga sekretariat paroki yang bertugas sebagai salah satu teknisi CCTV Gereja Santa Maria Tak Bercela, Senin (14/5/2018).

Sebagai kepala keamanan, lanjut Andi, Bayu kerap membantu gereja. Beberapa saat sebelum kejadian, seperti biasa, Bayu menjalankan tugasnya, mulai dari mengatur kendaraan yang hendak masuk ke gereja hingga menjaga kawasan depan gereja agar tidak macet.

Berdedikasi

Andi menambahkan, Bayu merupakan pria yang disiplin dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.

Bahkan, malam sebelum kejadian, Bayu yang mempunyai usaha jasa fotografi itu sempat menghubunginya untuk membahas keamanan gereja.

Baca juga: Terlempar Saat Ledakan, Anak Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Selamat

Bayu berkoordinasi dan menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Andi. Hal itu terutama keamanan yang berhubungan dengan kamera pengawas.

"Sampai pukul 21.00 malam, dia WA (WhatsApp) saya tentang CCTV poliklinik dan mengucapkan terima kasih karena membantu mengeceknya," tuturnya.

Hormat untuk Bayu

Kiprah Bayu di gereja juga sudah cukup lama. Sedari remaja, dia sudah aktif di gereja.

Bayu berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang digelar dalam kapasitasnya sebagai pemuda gereja. Atas peristiwa itu, pihak gereja secara khusus memberikan perhatiannya.

Siang seusai kejadian, pihak gereja mendatangi rumah Bayu di Gubeng Kertajaya untuk menyampaikan dukungan kepada keluarga sekaligus sebagai rasa duka. Saat itu kepala paroki yang langsung datang.

"Saya belum tahu kebijakan selanjutnya, tapi biasanya pasti adalah (perhatian) dari pihak gereja. Mas Bayu punya dua anak," ucapnya.

Baca juga: Kakak Beradik Meninggal karena Bom, Tak Ada Lagi Gandengan Tangan ke Gereja

Hartono, aktivis gereja lainnya, mengungkapkan rasa salutnya terhadap kiprah Bayu semasa hidupnya. Baginya, Bayu merupakan orang yang kerap membantu kegiatan di gereja. 

"Kami sama-sama aktivis gereja. Selain itu, Mas Bayu juga teman anak saya," ujar Hartono.

Pada Minggu (12/5/2018), ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya. Selain Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, ledakan bom juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia (DKI) di Jalan Diponegoro dan GPPS di Jalan Arjuna.

 

Kompas TV Pelibatan anak-anak hingga anak muda dalam tindakan radikalisme menjadi sorotan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com