PONTIANAK, KOMPAS.com - Seorang warga negara Malaysia, Ng Eng Aun alias Piter tewas ditembak petugas gabungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Polri dan Bea Cukai karena berupaya melarikan diri dan melawan petugas saat diamankan, Selasa (13/3/2018).
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengungkapkan, peristiwa tersebut berawal dari penangkapan terhadap seorang pelaku bernama Edy Aris Wicaksono di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Selasa sore
Pada saat mengamankan Edy, tim gabungan berhasil menyita barang bukti berupa narkotika jenis sabu sebanyak 2 kilogram serta pil ekstasi sebanyak 30.000 butir dari mobil yang dikendarai Edy.
“Seperti modus operasi yang lalu, barang-barang narkoba ini disembunyikan di dalam mobil bersama-sama dengan barang klontong untuk mengelabui petugas,” ujar Arman saat rilis di Mapolda Kalbar, Rabu (14/3/2018).
Baca juga : Transaksi Sabu, Pegawai Bank Ditangkap di Depan Warung Kopi
Berdasarkan hasil interograsi, sambung Arman, Edy mengaku diperintah oleh tersangka lain atas nama Piter yang diketahui saat itu sedang menginap di Hotel Haris Pontianak.
Saat hendak ditangkap, Piter yang merupakan warga Malaysia berusaha melarikan diri dan melawan. Petugas pun terpaksa menembak Piter hingga tewas.
Arman menambahkan, tersangka Piter bukanlah pemain baru. Tersangka pernah menyelundupkan 25 kilogram sabu melalui jalur perbatasan.
“Bukan sindikat baru, tetapi sindikat lama yang terkait dengan jaringan internasional,” papar Arman.
Berdasarkan penelusuran BNN, dari informasi dan analisis data yang dilakukan, saat ini pihaknya sedang giat melakukan operasi, baik skala kecil maupun besar, di sepanjang pantai timur Sumatera.
“Dengan hasil yang cukup banyak, bahkan sampai ton-ton an, nah sindikat ini beralih ke daerah Kalimantan dan kami tahu bahwa ini adalah percobaan. Ini adalah tes bagi mereka, untuk mengalihkan yang selama ini melalui jalur laut akan dibawa melalui jalur darat,” jelasnya.
Baca juga : Bawa 10 Kilogram Sabu, Pengedar Narkoba Ditangkap di TMII
Untuk itu, tambah Arman, hal ini merupakan peringatan bagi semua pihak agar dapat mewaspadai jalur-jalur di Kalbar. Menurutnya, di jalur-jalur tersebut saat ini telah terbukti dijadikan pintu penyelundupan narkoba yang sering melibatkan narapidana.
“Dan, satu lagi, fokus pengawasan kita juga harus diarahkan pada lembaga pemasyarakatan,” ujarnya.