Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Pemilih "Kids Zaman Now" di Pilkada Jawa Timur

Kompas.com - 22/11/2017, 12:54 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Sudah dua kali bertarung di Pilkada Jawa Timur, publik mungkin sudah tidak asing lagi dengan dua nama kader Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansah dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

Di Pilkada Jatim 2018, meski Khofifah dan Gus Ipul tetap menjadi aktor utama, publik juga akan disuguhi pertarungan politik dua figur kepala daerah muda, representasi dari calon kepala daerah "zaman now", yakni Abdullah Azwar Anas sebagai calon wakil Gus Ipul, dan Emil Elistyanto Dardak sebagai calon wakil Khofifah.

Kepastian Bupati Trenggalek itu untuk "running" Pilkada Jatim baru diputuskan Selasa (21/11/2017) kemarin setelah Emil Dardak dan Khofifah menerima rekomendasi dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.

Pemasangan suami artis Arumi Bachsin itu seakan ingin mengimbangi munculnya Azwar Anas yang dimunculkan untuk meraup suara pemilih muda milenial.

Gus Ipul sendiri mengakui, bupati Banyuwangi itu dipasang khusus untuk terjun aktif di kalangan pemilih pemula yang aktif dengan media sosial. Karena itu, kata Gus Ipul, kampanye yang dimotori Azwar Anas akan banyak bersentuhan dengan inovasi di media-media informasi.

"Kalau Mas Anas itu serangan udara, kalau saya serangan darat. Sesekali saya juga pakai serangan udara," kata Gus Ipul, belum lama ini.

Baca juga : Azwar Anas: Kampanye Politik Harus Dibangun dengan Gembira

Pun juga Khofifah, dia mengakui alasan dirinya memilih Emil Dardak, salah satunya karena usia Emil yang muda. Saat ini, Emil diketahui masih berusia 33 tahun. 

"Pemilih generasi milenial, kids zaman now, itu memerlukan referensi yang relatif sebaya. Kira-kira begitulah. Aku zaman old, ada yang zaman now," kata Khofifah di hotel Harris Vertu & Yellow Hotels Harmoni, Jakarta, Selasa (21/11/2017). 

Baca juga : Khofifah: Aku Zaman Old, Emil Zaman Now

Selain muda, alasan lain adalah potensi yang dimiliki oleh Emil. Khofifah pun menuturkan hasil sejumlah survei menunjukkan penerimaan yang tinggi terhadap suami dari artis Arumi Bachsin tersebut. 

Pemilih dengan karakter milenial sendiri di Jatim disebut cukup banyak. Catatan Lembaga Konsultan Politik IT Research Politic Consultant (IPOL) Indonesia, dari 38,85 juta jiwa penduduk Jatim, ada sekitar 17,1 juta kelompok usia produktif yang masuk kategori pemilih rasional. 

Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas. Fabian Januarius Kuwado Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas.

Dari jumlah itu, terdapat 37,68 persen atau 14.506.800 merupakan pemilih milenial. Sebutan milenial merujuk pada warga yang lahir pada 1981-1994.

"Pemilih itu sangat akrab dengan perangkat media informasi," kata Senior Advicer IPOL Indonesia, Maman Suherman.

Sebagai pemilih rasional, kata dia, kelompol milenial cenderung lebih cerdas dengan melakukan analisa dengan berdasarkan pertimbangan komentar publik.

Pemilih milenial menurutnya bersosialisasi intensif membicarakan Pilkada Jatim. Mereka cenderung kritis terhadap kandidat, dan langsung menganalisa rekam jejak kandidat. Semua itu dilakukan lewat akses mobile internet.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga, Prof Suko Widodo, menilai, Pilkada Jatim tahun depan akan lebih berwarna, karena munculnya 2 figur cawagub muda, yakni Azwar Anas dan Emil Dardak.

"Kedua figur itu akan memenuhi kampanye dunia maya karena berebut pemilih milenial," kata Suko dikonfirmasi, Rabu (22/11/2017).

Namun sejauh ini, dia menilai, Azwar Anas lebih mendominasi aktivitas dunia maya. Dia tidak bisa memprediksi siapa yang akan banyak menuai simpati para pemilih milenial.

"Itu tergantung inovasi masing-masing tim bagaimana mendesain dan menginovaso pencitraan dan kampanye dunia maya untuk meraih simpati pemilih milenial. Karena pemilih milenial lebih terbuka dan luwes," ucapnya.

PDIP meradang

Majunya Emil Dardak menjadi pasangan cawagub mendampingi Khofifah membuat PDI-P Trenggalek meradang. Sebab, Emil selama ini dikenal sebagai figur kepala daerah muda yang memiliki kartu tanda anggota PDI-P.

Saat maju di Pilkada Trenggalek 2015 lalu, Emil juga didukung PDI-P sebagai salah satu partai pendukungnya.

Doding Rahmadi, ketua DPC PDI-P Trenggalek mengatakan, pihaknya menghormati manuver Emil sebagai hak politik warga negara.

"Kami meminta maaf kepada rakyat Trenggalek jika pilihan politik bupati Emil telah menciderai mandat-mandat yang diberikan,” ujar Doding saat dihubungi.

Baca juga : Emil Dardak Berkhianat, PDI-P Serahkan kepada Rakyat untuk Menilai

Dia menegaskan, PDI-P Trenggalek tetap berkomitmen dengan segala upaya untuk mendorong beragam program yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Doding berharap Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin tetap semangat, meski kini sudah tak utuh lagi dengan Bupati Emil Dardak.

”Pak Emil nanti harus cuti saat pencalonan Pilgub Jatim, maka pimpinan pemerintahan dipegang wakil bupati. Meski dua pemimpin itu sudah tidak utuh lagi, kami berharap Pak Wabup tetap semangat membangun Trenggalek, menemui rakyat di pelosok-pelosok desa, sebagaimana pesan Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujar Doding.

Kompas TV Usai dicalonkan, Khofifah menyatakan terima kasihnya kepada Partai Nasdem karena telah mempercayakan dirinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com