Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu Ririn Memberitahu Saya bahwa Mas Yoga Sudah Meninggal Dunia..."

Kompas.com - 10/08/2017, 17:50 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Nurhidayati Pamungkasingtyas (26) tak menduga kisah hidup suaminya Yoga Lanang Setiawan (29) akan berakhir dengan tragis. Pria yang memberinya anak satu ini ditemukan tewas di hutan Dam Duriangkang, tepatnya di depan Perumahan Cendana, Batam pada Rabu (9/8/2017) pagi.

Sebelum mendengar khabar duka itu, Nur sapaan akrab Nurhidayati sibuk mengikuti pembekalan calon TKW di sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Kota Ponorogo.

"Tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ternyata setelah saya lihat, ayah saya yang menelepon. Dalam percakapan singkat itu, ayah saya minta saya segera pulang karena sangat penting," ujar Nur yang ditemui di rumah duka di Dukuh Jetis Kelurahan/Kecamatan Jetis, Ponorogo, Kamis (10/8/2017).

Kabar duka itu mulai dirasakan setibanya di rumah. Tiba-tiba di rumahnya sudah banyak orang berkumpul dari tetangga, perangkat desa hingga aparat kepolisian. Khawatir sesuatu terjadi, Nur bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, Kepala Desa Jetis, Ririn Rahmawati menghampirinya.

"Ibu Ririn memberitahu saya bahwa Mas Yoga sudah meninggal dunia. Kesedihan itu tambah saya rasakan karena Mas Yoga meninggal tidak wajar karena mayatnya ditemukan di hutan Dam Duriangkang, Batam di kota dia bekerja," ucap Nur.

Mendapatkan kabar itu, Nur langsung syok dan spontan pingsan. Setelah siuman dari pingsannya, Nur teringat sesuatu hal yang berubah pada diri suaminya dua bulan yang lalu.

"Memasuki bulan puasa, ada perubahan yang terjadi pada suami saya. Dia sering bicara melantur ketika sedang berbicara melalui telepon dengannya dari Batam. Bahkan di ujung pembicaraan, Mas Yoga selalu berpamitan akan pergi meninggalkan saya," kata Nur.

Baca juga: Sakit, Seorang TKW Asal Ponorogo Tewas Saat Dipulangkan

Tak hanya itu sebut Nur, Yoga juga memintanya mencetak foto mereka berdua dalam ukuran besar dan menempelnya di ruang tamu. Ia juga berpesan kepadanya agar selalu menjaga anak mereka.

Sebelum ajal menjemput suaminya, lanjut Nur, Yoga sempat menelepon pada Minggu (6/8/2017) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Tak beda dengan kalimat sebelumnya, Yoga berbicara tidak jelas dan menyampaikan akan pergi meninggalkannya.

"Saya enggak sangka percakapan itu percapakan terakhir saya dengan Mas Yoga," ungkap Nur.

Tentang sosok Yoga, Nur mengungkapkan suaminya merupakan sosok pria pendiam. Ia mengetahui persis watak Yoga lantaran sudah mengenal suaminya sejak di bangku SMP.

Tahun 2014 Nur menikah dengan Yoga di Batam dan dikarunia anak perempuan yang diberi nama Shiela Batrisia Nurahma berusia dua setengah tahun.

Sebelum ditemukan tewas, beberapa tahun sebelumnya, Yoga pernah bekerja di Batam. Sementara Nur sendiri pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia selama hampir dua tahun.

"Tujuh bulan lalu, Mas Yoga kembali bekerja di Batam dan tinggal di temannya bernama Muhammad Rosyid. Di sana, ia bekerja di bengkel las, dan bekerja serabutan," ucap Nur.

Selama bekerja di Batam, Nur tidak pernah mendapatkan kabar Yoga bermasalah dan berutang kepada orang lain. Bahkan sebulan sekali, Yoga mengirim hasil jerih payahnya ke kampung halaman uuntuk biaya hidup anak dan istrinya.

"Kemarin saat Lebaran, Mas Yoga juga mengirim uang. Dan rencananya, Hari Raya Idul Adha nanti Mas Yoga akan pulang kampung," ujarnya.

Sementara sang ayah mertuan, Katijdan Cokro Suramo,  mengenal menantunya sebagai sosok pria pendiam dan tidak suka berbuat macam-macam. "Yoga itu anaknya baik, pendiam dan tidak suka nongkrong di warung. Ya kalau keluar kebanyakan pas ada acara hajatan saja," kata Cokro.

Kapolres Ponorogo AKBP Suryo Sudarmadi memastikan jasad pria yang ditemukan membusuk di hutan Dam Duriangkang, tepatnya di depan Perumahan Cendana, Batam pada Rabu (9/8/2017) sekitar pukul 09.00 WIB adalah Yoga warga Jetis, Ponorogo.

"Hasil pengumpulan bahan dan keterangan terkait berita yang ramai dibicarakan di media sosial tentang adanya warga Ponorogo yang tewas di Batam sudah ada. Berdasarkan keterangan Kepala Desa Jetis, Ririn Rahmawati menyebutkan Yoga Lanang Setiawan (29) adalah warganya," ujar Suryo kepada Kompas.com, Rabu ( 9 / 8 / 2017) .

Suryo mengatakan, korban sudah merantau ke Batam untuk bekerja sekitar empat hingga lima bulan yang lalu. Tak hanya itu, korban juga memiliki istri bernama Nurhidayati yang saat ini berada penampungan untuk siap diberangkatkan bekerja ke luar negeri.

"Informasi dari kepala desa saat ini korban juga memiliki anak perempuan yang masih berusia tiga tahun," kata Suryo.

Sebelum menjadi warga Jetis lanjut Suryo, korban pernah bermukim di Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal.

Tak hanya Kepala Desa Jetis, lanjut Suryo, polisi juga mengkonfirmasi terkait keberadaan korban kepada kakak iparnya bernama Eni. Kepada polisi, Eni membenarkan adik iparnya pergi ke Batam mencari kerja empat bulan lalu. Mengetahui adik iparnya meninggal, Eni menghubungi keluara korban yang berada di Bungkal.

Untuk diketahui, penemuan mayat pria di hutan Dam Duriangkang, tepatnya di depan Perumahan Cendana, Rabu (9/8/2017) sekitar pukul 09.00 WIB dengan identitas diri Yoga Lanang Setiawan (29) menjadi buah bibir di media sosial. Pasalnya saat ditemukan, kondisi wajah pada jenazah tersebut susah dikenali karena dimakan belatung.

Tak hanya itu, di bagian badannya juga tampak bekas bercak darah. Dari identitas kartu tanda penduduk yang ditemukan pada dompet di dekat mayat tersebut, diketahui bernama Yoga Lanang Setiawan (29). Di KTP itu tertulis nama Yoga Lanang Setiawan, kelahiran tahun 1988 di Sidoarjo, Jawa Timur dengan alamat Dukuh Jetis II, RT 02/ RW 01, Kelurahan/Kecamatan Jetis, Ponorogo. 

Kompas TV 690 nelayan asal Vietnam ditangkap TNI Angkatan Laut, karena menangkap ikan di wilayah Indonesia tanpa izin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com