Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bukan Aku, tetapi Indonesia"

Kompas.com - 20/07/2017, 17:51 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - "Bukan Aku, tapi Indonesia" inilah yang menjadi tema acara Srawung Anak Bangsa DIY 2017.

Acara Srawung Anak Bangsa ini dikemas dalam bentuk pentas dan kolaborasi seni lintas iman, suku dan budaya.

Uniknya, dalam acara Srawung Anak Bangsa ini akan ada kolaborasi para tokoh agama lintas iman menyanyikan lagu berjudul "Damai dalam Cinta". Lagu yang diciptakan oleh Yunan Helmi ini sekaligus akan diluncurkan pada acara Srawung Anak Bangsa.

"Acara Srawung Anak Bangsa DIY 2017 ini akan dilaksanakan di Plaza Ngasem pada 23 Juli 2017," ujar Romo Aloys Budi Purnomo Pr, penggagas Acara Srawung Anak Bangsa DIY 2017, Selasa (18/7/2017).

Kata Srawung berasal dari bahasa Jawa yang bermakna bergaul. Anak bangsa adalah penduduk negeri, penerus dan harapan bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa, menjaga kesatuan dan persatuan NKRI.

(Baca juga: Cerita Habibie dan Pesan Persatuan...)

Para anak bangsa yang berasal dari berbagai latar belakang Suku, agama, dan budaya yang berbeda bersatu dalam atap Indonesia.

"Srawung dari kata bergaul, berjumpa tanpa pandang perbedaan. Kita menerima satu sama lain dengan tangan terbuka dan riang gembira, maka ekspresinya budaya serta kesenian," tuturnya.

Srawung Anak Bangsa merupakan ajang pertemuan, anak-anak bangsa dari berbagai latar belakang. Ajang ini untuk membuka dialog, mengikis perbedaan, menjalin persaudaraan dan perdamaian.

"Warna budaya, warna seni menjadi media bergaul dalam cinta dan persaudaraan. Jadi bukan hanya sekedar diskusikan, bukan teori yang dibicarakan tetapi tetapi sebagai praksis keberagaman," tegasnya.

Bangsa Indonesia, lanjut dia, sedang diwarnai ujaran-ujaran kebencian yang begitu masif dan mudah diakses di media sosial. Namun demikian, ujaran tersebut tidak perlu dibalas dengan hal yang sama.

"Kami tidak mau membalas ujaran kebencian dengan ujaran kebencian. Prinsip kita lebih baik menyalakan lilin sekecil apapun di tengah kegelapan dari pada mengutuki kegelapan itu sendiri, maka kami ekspresikan dengan Srawung," tegasnya.

Dia menjelaskan, persatuan dan perdamaian bisa dicapai dengan langkah awal mau saling mengenal. Namun perubahan jaman kerap membuat gagap dan manusia cenderung terbawa arus sehingga manusia menjadi sosok yang individualis.

Budaya dan kultur Indonesia yang bersifat komunal semakin tergerus karena banyaknya sikap individualis.

"Dalam konteks ke Indonesiaan, sudah selayaknya menyingkirkan ego, nafsu akan aku, aku, aku. Tetapi harus melampaui itu aku, kamu dan kita menjadi Indonesia, sehingga tema yang diambil Bukan Aku, tetapi Indonesia," tuturnya.

Lagu "Damai dalam Cinta" dinyanyikan 7 pemuka lintas Iman.

Srawung Anak Bangsa menunjukkan keberagaman melalui berbagai pertunjukan dan kolaborasi musik serta seni budaya. Segala perbedaan yang ada diharmonisasikan lewat musik. Sebab musik merupakan bahasa universal.

"Musik sebagai wujud menyampaikan perasaan, situasi dan keadaan yang digambarkan secara imajinatif dengan satu keselarasan dan perekat satu kesatuan serta kebersamaan," ucap Yunan Helmi, Ketua Srawung Anak Bangsa DIY 2017.

Menurut dia, setidaknya ada 20 penampilan, baik grup maupun individu dari berbagai latar belakang yang akan berpartisipasi dalam acara "Srawung Anak Bangsa" di Plaza Ngasem, Kota Yogyakarta.

Sejumlah penampilan yang sudah terdaftar adalah Kolaborasi Artis Lintas Agama, Jogja Voice United, Rockstar Ideology, Tari Sufi, Tari Jawa, Tari Dayak, Tari Papua, Tari Manggarai, Tari Dero dan Gaza, Jathilan, Karawitan, Paduan Suara Papua, Nada Bicara, Pujakustik, Musik Akustik PMHD Banguntapan, Siter Seruling Kecapi, Allsize (grup vokal), Lagu dan Puisi Kebangsaan.

Helmi menyampaikan, di acara "Srawung Anak Bangsa" juga akan diluncurkan audio-video lagu berjudul "Damai dalam Cinta" yang diciptakannya.

"Lagu Damai dalam Cinta ini mengangkat tema pluralisme, perdamian dan kebangsaan," ujarnya.

Menjadi luar biasa dan unik, lagu "Damai dalam Cinta" ini dinyanyikan oleh para tokoh lintas agama. Para tokoh agama lintas iman yang berkolaborasi menyanyikan lagu "Damai dalam Cinta" yakni Cucu dari Konghucu, Totok dari Agama Budha, Bib Chirzin dari Agama Islam, Ki Demang dari Sunda Wiwitan, Romo Aloys Budi Purnomo Pr dari Agama Katolik, Indrianto dari Agama Kristen dan Bagus Kusuma dari Agama Hindu.

 

Kompas TV Tim penasihat hukum Basuki Tjahaja Purnama tengah mempersiapkan nota pembelaan atau pleidoi yang akan dibacakan pada sidang 25 April mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com