Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Rosani Mencari Kesembuhan dari 3 Kanker yang Menderanya

Kompas.com - 16/06/2017, 11:33 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Berat badan Rosani (17) tahun, sempat anjlok hingga kisaran 20 kilogram akibat  penyakit kanker tulang, kanker kelenjar getah bening, dan tumor ganas yang menggerogotinya. Namun pelajar kelas 2 SMA itu tetap optimistis.

Berasal dari keluarga tidak mampu, ia pun berupaya mencari tambahan dana untuk pengobatannya dengan membuat kerajinan tangan dari stik eskrim.

Bersama Ratih Purwasih, sang kakak yang tinggal di Tarakan, Rosani terus berupaya untuk kesembuhannya.

Rosani dan Ratih  berangkat ke Jakarta pada tanggal 13 Januari 2017 untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

Berbekal BPJS dan bekal hidup uang Rp 2 juta sumbangan dari warga Basnaz dan Dinas Sosial Tarakan, mereka berangkat menuju Rumah Sakit Dharmais.

Saat berangkat ke Jakarta kondisi Rosani sudah sangat kepayahan. Saat itu bobot tubuh Rosani tinggal 23 kilogram. Sakit pada semua tulangnya dan panas pada kakaiya juga semakin sering dirasakan. Rosani hanya bisa berteriak lemah setiap kali sakit itu merambati tulang tulangnya.

Sayangnya saat sampai di rumah sakit Dharmais, Ratih menyebut, Rosani ditolak berobat karena persyaratan administrasi yang mereka bawa kurang.

Baca juga: Perjuangan Fara Lawan Kanker Kelenjar Getah Bening dengan Peluang Sembuh 30 Persen

Dengan kondisi Rosani yang sangat memprihatinkan, Ratih mendatangi rumah sakit lain. Beruntung Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto mau menampung Rosani.

Untuk menghemat biaya hidup di Jakarta, Ratih Purwasih memilih kos di tempat yang paling dekat dengan RSAPD Gatot Subroto. Bahkan demi adiknya tersebut, Ratih terpaksa sering makan sehari sekali atau puasa untuk menghemat pengeluaran di Jakarta.

Kebutuhan kursi roda yang digunakan Rosani pun mereka beli secara bekas dengan sedikit perbaikan di bengkel sepeda sehingga bisa digunakan.

Karena parahnya kondisi Rosani sempat membuat pihak rumah sakit meminta Rosani dibawa pulang. Namun Ratih bergeming untuk tetap mengupayakan pengobatan adiknya.

Di tengah kondisi Rosani yang semakin parah digerogoti kanker tulang stadium 4, pihak Rumah Sakit Gatot Subroto ternyata menemukan penyakit lain pada diri Rosani.

Penyakit yang didiagnosa dokter tersebut adalah tumor ganas pada ovarium kiri. Pihak rumah sakit mengaku kesulitan melakukan pengobatan terhadap kanker tulang yang diderita Rosani dengan adanya tumor ganas pada ovarium kirinya.

Sementara melakukan operasi tumor merupakan hal yang sangat riskan ditengah kondisi Rosani yang sangat kepayahan.

“Saya lihat muka adik saya, saya bilang kalau kamu yakin sembuh maka yakinlah kamu akan diberi kesembuhan. Saya lihat adik saya tersenyum,” kata Ratih, Kamis (15/6/2017).

Selama dirawat di RS Gatot Subroto, Rosani selalu mengkonsumsi obat penenang dalam dosis tinggi untuk meredakan rasa sakit pada seluruh tulang belulangnya. Meski telah mengkonsumsi obat penenang dalam dosis tinggi, namun Ratih masih melihat betapa adiknya masih merasakan kesakitan.

Melihat penderitaan adiknya, Ratih memilih risiko paling berat sekalipun untuk melakukan operasi tumor pada ovarium kirin Rosani. Setalah menjalani pemeriksaan selama 3 bulan, Rosani akhirnya masuk kamar operasi.

“Adik saya dibawa masuk pukul enam pagi, dan keluar dari ruang operasi pada pukul empat sore. Alhamdulillah operasinya berhasil,” kata Ratih.

Baca juga:Kanker Bukan Produk Peradaban Modern, Ini Buktinya

Tetap semangat

Meski kondisi Rosani semakin membaik pasca pengangkatan tumor ganas pada ovarium kirinya, namun kondisi kaki kanannya justru semakin membengkak.

Butuh waktu satu bulan lebih bagi pihak RS Gatot Subroto untuk mengetahui penyebab kaki Rosani yang bengkak.

Kenyataan pahit kembali harus ditelan Rosani, hasil diagnosa dokter mendapati adanya kanker kelenjar getah bening pada paha kanan Rosani.

“Saya sampai bertanya, ya Tuhan penderitaan apalagi yang harus dialami adik saya?” ucap Ratih.

Untuk mengobati kanker tulang yang sudah memasuki stadium 4 dan kanker kelenjar getah bening tersebut, satu satunya jalan adalah dengan melakukan kemoterapi.

Hingga saat ini Rosani telah menjalani kemoterapi sebanyak 7 kali. Akibat dari kemo, rambut lebat yang dimiliki Rosani sedikit demi sedikit rontok hingga membuat kepalanya botak.

Untuk membunuh sel kanker tulang dan sel kanker kelenjar getah bening yang berada di paha kanannya, Rosani masih membutuhkan 8 kali lagi kemoterapi yang dilakukan setiap 6 minggu sekali.
Bulan Juli ini, Rosani akan menjalani kemoterapi yang ke-8 kalinya dari 15 kali jadwal kemoterapinya.

Untuk berangkat ke Jakarta, Ratih berharap berkah di bulan Ramadahn ini supaya jualan kuenya lancar sehingga bisa memberangkatkan Rosani ke Jakarta.

”Belum ada uang untuk berangkat bulan depan. Moga moga ada rejeki bulan Ramadhan,” kata Ratih.

Kamis sore, Rosani masih terlihat sibuk dengan rangkaian stik es krim yang dibuatnya dalam beberapa bentuk kerajinan tangan.

Kebiasaan aktif pada kegiatan sekolah baik kegiatan OSIS maupun kegiatan ekstrakulikuler membuat Rosani tak betah hanya diam. Selain membuat kerajinan tangan, Rosani masih terus membaca buku pelajaran miliknya.

Rencananya tahun ajaran depan, Rosani akan kembali sekolah di SMA yang paling dekat dengan rumahnya.

“Tidak sekolah itu sunyi, tidak punya pengetahuan, kosong, ” ujarnya sambil tersenyum.

Tangan mungil Rosani kembali sibuk dengan keybord ponselnya.

Hasil kerajinan tangan dari stik es krim berupa hiasan dinding, vas bunga dan bentuk lainnya di foto dan dipajang di media sosial.

Hari ini Rosani sudah kehabisan stik es krim untuk dirangkai. Dia berharap kerajinan tangannya laku dan uangnya bisa dibelikan stik es krim lagi untuk dibuat hiasan dinding, sisanya akan dia tabung untuk pengobatan ke Jakarta.

“Saya harus sembuh, saya harus sekolah, Saya mau jadi Polwan. Saya yakin semua penyakit ada obatnya, dan saya akan sembuh,” ucap Rosani.

Baca juga: Buat Kerajinan, Rosani Berharap Bisa Biayai Pengobatan 3 Kanker yang Dideritanya

Kompas TV Buah dan Sayur Diperlukan Untuk Gizi Seimbang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com