Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tusuk Kakak Ipar dan Sandera 2 Balita, Vulla Tewas Ditembak Polisi

Kompas.com - 06/04/2017, 09:16 WIB

TARAKAN, KOMPAS.com  -  Bunyi letusan pistol terdengar saat polisi melumpuhkan Vulla, pelaku penyanderaan dua balita keponakannya sendiri di dalam rumah, Jalan Gajah Mada, RT 1, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat, Kalimantan Barat, Selasa (4/4/2017).

Tembakan anggota polisi mengenai bagian badan Vulla, sampai akhirnya tewas.

Dua balita, yakni Fazri (5) dan Aisyah (2) yang sempat disandera berhasil diselamatkan.

Jenazah Vulla langsung dimasukkan dalam kantong mayat warna oranye dan dibawa ke Ruang Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan menggunakan mobil ambulans.

Sebelum menyandera dua balita tersebut, Vulla sempat mengamuk melukai Ernawati, ibunda dua balita hingga mengalami luka?luka di bagian lengan, dada, dan paha kiri. Ernawati dirawat di RSUD Tarakan.

Baca juga: Seorang Pria Sandera dan Tikam 7 Murid SD di NTT

Polisi sendiri sudah melakukan berbagai upaya membujuk Vulla agar melepaskan kedua keponakannya.

Selama dua jam melakukan pendekatan, Vulla juga tidak mau melepaskan dua bocah itu.

Polisi yang dibantu anggota TNI terus membujuk Vulla, melihat Fazri yang berada di dekapan Vulla mengalami luka bagian lengan dan perut.

Karena kondisi yang membahayakan sang bocah, polisi pun mengambil langkah untuk melumpuhkan Vulla. Tembakan mengenai bagian badan Vulla hingga akhirnya meninggal.

Peristiwa penyenderaan paman terhadap kedua keponakan yang masih kecil?kecil bermula sekitar pukul 12.00 Wita.

Saat itu Ernawati menegur Vulla agar ganti baju supaya tidak sakit. Bukannya ganti baju, usai ditegur Vulla malah masuk ke dapur mengambil pisau.

Tidak lama kemudian, tiba?tiba pisau yang dia dibawa diarahkan ke Ernawati yang sedang menidurkan kedua anaknya di kamar.

Seperti kerasukan setan, Vulla beberapa kali menusuk kakak iparnya itu di bagian lengan, dada, dan paha kiri.

Melihat kondisi Ernawati yang berdarah?darah, Santi, istri Vulla yang juga adik Ernawati langsung berteriak.

Dia berusaha menarik tangan suaminya agar tidak lagi menusuk kakaknya.

"Saya sudah bilang.. Sudah Vulla!, sudah Vulla!. Saya malah didorong ke belakang. Saya melihat kakak saya ditusuk?tusuk beberapa kali sama suami saya. Pokoknya ngeri sekali. Saya sampai tidak sanggup melihat kakak saya seperti itu," ucapnya dengan berlinangan air mata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com