Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Bom Bandung dan Pelukan Ridwan Kamil

Kompas.com - 28/02/2017, 08:00 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Isak tangis menyeruak di tengah riuh suasana warga yang berkerumun di lokasi ledakan bom panci dan aksi teror di kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017) siang.

Suara itu datang dari sekelompok pegawai Kelurahan Arjuna yang menjadi saksi mata dari aksi teror tersebut.

Di pojok sebuah toko optik di sekitar lokasi, para pegawai berseragam warna krem saling memeluk, berusaha saling menenangkan satu sama lain di tengah kepanikan yang menyelimuti warga.

Tangis para pegawai semakin menjadi ketika Wali Kota Bandung Ridwan Kamil muncul dan menghampiri mereka. Pria yang kerap disapa Emil itu mendengar setiap curahan hati yang terlontar bergantian dari para pegawai perempuan meski kadang tidak jelas karena diselingi isak tangis.

Seorang pegawai pria yang terdiam, tidak bicara dan tidak juga menangis, berdiri di belakang para pegawai perempuan yang sedang mencurahkan pengalaman mereka kepada Emil.

Tiba-tiba, seorang pegawai perempuan menarik tangannya dan mengantarnya ke depan Emil. Emil kontan memeluk pegawai pria tersebut dan mengusap bagian belakang kepalanya.

"Saya ketemu sebagai bapak dari mereka (pegawai). Saya menguatkan secara emosi bahwa saya ke sana bukan hanya urusan kejadiannya, tapi peduli dan perhatian terhadap nyawa mereka," tutur Emil saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Senin sore.

Emil menuturkan, dia datang ke lokasi kejadian kendati situasi itu berpotensi mengancam keselamatannya.

"Setiap kejadian luar biasa di kota ini, saya berkepentingan harus A1 tahu langsung dengan pengamanan yang memadai. Ini adalah masuk kategori sebagai kejadian istimewa," tutur Emil.

"Ditambah TKP-nya kantor pemkot dalam bentuk kelurahan. Kamu bayangkan saya punya hubungan batin sebagai atasan ada delapan PNS yang tidak jelas kabarnya dalam kondisi terorisme, itulah kenapa saya ke lapangan," lanjutnya.

dok.Kompas TV Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengenakan helm dan rompi anti-peluru saat hendak menemui para pegawai Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017) siang, pasca-ledakan bom panci dan aksi teror di kawasan tersebut.
Rompi anti-peluru

Namun, Emil menuturkan, dia tetap mengikuti prosedur keselamatan karena potensi bahaya yang mungkin muncul pasca-teror bom panci ini. Dia pun mengikuti instruksi dari pihak kepolisian untuk mengenakan helm dan rompi anti-peluru.

"Di lapangan, sebagai pemegang keputusan, tentu saya punya akses ke TKP. Tapi karena situasinya yang mengancam jiwa, saya diingatkan Brimob melengkapi diri dengan rompi dan helm keamanan. Setelah masuk, saya dapat informasi situasi sudah terkendali pelaku sudah dilumpuhkan," tutur Emil.

Sesaat setelah polisi menyatakan situasi terkendali, Emil bergegas mencari para pegawai kelurahan untuk memastikan keselamatan mereka. Dia pun mendengar curahan hati dan ketakutan yang dialami para pegawai.

"Dengar cerita yang mengharukan karena mereka awalnya diancam mau disandera. Tapi karena pelakunya sudah panik, delapan orang (pegawai) ini tidak nurut begitu saja dengan ancaman, mereka langsung sembunyi di meja, ada kesempatan yang memungkinkan mereka loncat dan lari," kata Emil.

Mendengar cerita para pegawai, Emil mengaku sempat meneteskan air mata. Dia terharu bahagia lantaran para pegawainya bisa selamat tanpa ada yang terluka. Emil pun sempat khawatir dan membayangkan sesuatu terburuk menimpa para pegawainya.

"(Pelukan) itu wajar. Artinya, mereka dalam kondisi sedang berpakaian kedinasan mengadu ke siapa, pilihannya ada camat dan saya. Saya sebagai pejabat tertinggi, mereka mungkin merasa tenang bahwa pimpinan tertingginya ada dan peduli mau mendengarkan ceritanya," tutur Emil.

"Saya terus terang terharu sampai meneteskan air mata juga karena membayangkan yang terburuk. Jadi itu yang bikin terharu. Kalau terburuk, ada yang terluka, meninggal naudzubillah. Ternyata alhamdulillah tidak kejadian. Pada saat pertemuan, merekanya juga menangis memeluk, jadi kebawa suasana," ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com