SURABAYA, KOMPAS.com - Industri periklanan di Jawa Timur disebut sedang lesu beberapa tahun terakhir. Para pelaku usaha periklanan mengandalkan momentum Pilkada untuk mengangkat pendapatan mereka.
Kata Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Jawa Timur, Haries Purwoko, aktivitas periklanan secara kasat mata memang seperti terus berjalan.
"Tapi sebagian anggota kami sebenarnya tidak ada pekerjaan," katanya, Minggu (26/2/2017).
Bahkan kata dia sebagian perusahaan yang bergabung di P3I memilih memutar haluan ke jenis usaha lain, dan sebagian lainnya tidak ada aktivitas. Saat ini, ada sekitar 80 perusahaan periklanan di bawah naungan P3I Jawa Timur.
"2016 kami hanya raup 4 persen, padahal tahun-tahun sebelumnya bisa sampai 10 persen dari belanja iklan," ujarnya.
Salah satu momentum yang ditunggu pelaku usaha kata Haries, adalah momentum pilkada Jawa Timur tahun depan.
Aktivitas calon kepala daerah yang membangun pencitraan dianggapnya memerlukan banyak ruang iklan untuk menyosialisasikan program pasangan kepala daerah.
"Tapi kita juga adu kreativitas agar tidak kalah dengan gelombang media sosial yang banyak dimainkan oleh tim sukses calon kepala daerah," terangnya.
Tahun depan akan ada 18 pilkada serentak yang digelar di Jawa Timur termasuk Pilgub Jawa Timur.
Ke-18 daerah itu adalah, Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Bojonegoro, Nganjuk, Pamekasan, Tulungagung, Pasuruan, Magetan, Madiun, Lumajang, Bondowoso, Jombang, Malang, Mojokerto, Kediri, Kota Madiun, dan Kota Probolinggo.