Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Sarung, Selang, dan Ember, 2 Napi Melarikan Diri dari Penjara

Kompas.com - 09/11/2016, 19:28 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Dua orang narapidana Rumah Tahanan Klas 2 B Balikpapan, Kalimantan Timur, melarikan diri pada Rabu (9/11/2016) pagi.

Mereka adalah Basit bin Badar (40), napi narkotika yang divonis 20 tahun dan Udin alias La Deni bin Mustofa (37), napi kasus pencurian dengan hukuman 1 tahun 7 bulan.

Keduanya melarikan diri dengan cara merusak grendel kunci sel, menaiki atap pakai tali dari sarung, memotong teralis di bagian atap, lantas melompat pagar rutan. Mereka memanfaatkan sisi barat rutan sebagai jalan pelarian.

"Waktu dia keluar rumah sekitar jam 6 pagi," kata Kepala Satuan Pengamanan Rutan, Budi Santoso.

Seorang sipir yang sedang tidak bertugas menyaksikan secara tidak sengaja pelarian ini sekitar pukul 06.00. Saat itu hujan deras sedang mengguyur kawasan rutan.

Si sipir bersaksi melihat salah satu napi, diperkirakan Udin, menuruni tembok lantas langsung lari menuju daerah lapangan golf tak jauh dari kawasan rutan.

"Sempat dikejar, tapi akhirnya lepas. Basit sejak awal sudah tidak kelihatan sepertinya lebih dulu menghilang," katanya.

Sipir langsung melapor, warga binaan rutan kemudian dikumpulkan, dihitung, dan benar saja dua napi hilang.

Penyisiran yang dilakukan petugas lain menemukan ada dua mata gergaji besi, sarung yang masih menggantung di teralis, ember yang diperkirakan digunakan untuk pijakan memanjat, serta selang air kamar mandi untuk melompati tembok setinggi 4 meter di bagian barat luar rutan.

Budi menduga keduanya telah merencanakan aksi pelarian ini. Sejumlah barang yang ditemukan itu menguatkan dugaan aksi ini terencana.

"Dua mata gergaji besi kami temukan di dekat batu-batu di tembok barat," kata Budi.

Ia juga meyakini adanya keterlibatan bantuan dari orang di luar rutan. "Sangat mungkin barang (gergaji besi) itu bukan dari dalam, tapi masuk dari luar. Kuat dugaan masuk saat jam besuk," kata Budi.

Namun ia belum bisa memastikan bagaimana gergaji itu masuk rutan. Pasalnya, pemeriksaan ketat selalu dilakukan sipir penjaga.

"Dua kali pemeriksaan tiap pembesuk. Jadi kapan masuknya, caranya bagaimana. Masih kami selidiki," sambungnya.

Pelarian terjadi ketika rutan sedang dijaga 5 sipir dan 1 petugas piket. Saat itu, rutan dengan kapasitas 350 orang itu tengah dihuni 815 narapidana dan tahanan. Mereka mendiami 53 kamar yang ada, termasuk lima kamar isolasim yang dua di antaranya dihuni Basit dan Udin.

Keduanya menghuni masing-masing 2 kamar berbeda pasca-keduanya terlibat perkelahian. Kamar isolasi mereka berdampingan.

Kaburnya napi ataupun tahanan dari rutan ini mengingatkan kembali kejadian serupa 3 tahun silam. Di tahun 2013, seorang narapidana kasus pencurian berhasil kabur dari rutan. Bedanya, pelarian tiga tahun lalu itu bukan dengan cara merusak teralis, melainkan kabur dengan memanfaatkan status sebagai napi asimilasi. Ia tertangkap tak lama kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com