Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Bima Mengaku Tertipu Penjual Pentil Pengaman Gas

Kompas.com - 31/10/2016, 17:50 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Ratusan warga Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, diduga menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh penjual produk pentil pengaman kompor gas.

Kepala Desa Kala, Hajairin mengaku, kejadian itu berawal ketika pihaknya mendapat informasi dari aparat desa ada orang-orang yang mengaku petugas pemerintah melakukan sosialisasi.

Karena mengira dari petugas lapangan yang diutus oleh pemerintah, ia meminta para kepala dusun (kadus) untuk mengerahkan warga ke kantor desa setempat untuk mengikuti sosialisasi tentang penggunaan kompor gas elpiji pada Minggu siang (30/10/2016).

"Saat itu ada 8 orang petugas yang datang. Mereka meminta data calon penerima bantuan kompor gas elpiji. Saat itu juga data yang diminta langsung kita serahkan," jelas Hajairin kepada Kompas.com, Senin (31/10/2016).

Awalnya, ia tak menduga bahwa mereka adalah tim sales sebuah perusahan yang menjual prodak dengan memanfaatkan ketidaktahuan warga setempat.

Untuk mengibuli warga, kata Hajairin, mereka terlebih dahulu mengajarkan bagaimana cara menggunakan kompor gas.

Setelah itu, mereka menjual sekring, salah satu komponen pengaman kompor gas seharga Rp 50.000. Namun sebelum membelinya, warga harus mendaftarkan diri melalui kadus.

"Saya pikir orang itu datang membantu mengajarkan warga tentang pemakaian kompor gas. Tahu-tahunya mereka datang kibulin warga. Korbannya lebih kurang 400 ibu rumah tangga," jelas Hajairin.

Hajairin menyebutkan, para pelaku mengklaim bahwa bantuan dari pemerintah tidak dilengkapi alat pengaman, sehingga warga dianjurkan untuk menebus alat yang telah mereka sediakan.

"Mereka bilang alat itu tidak ada di Bima, enggak ada juga di Mataram dan Bali. Komponen itu hanya ada di Jawa, makanya warga berbondong-bondong membelinya. Menurut mereka, alat itu fungsinya untuk mencegah ketika ada kebocoran pada selang gas," tutur dia.

Hajairin mengaku oknum tersebut tidak memperkenal diri layaknya seperti pihak swasta yang bermitra dengan pemerintah saat melakukan sosialisasi.

"Orang-orang itu tidak memperkenalkan dari dari perusahaan mana. Setelah datang, tiba-tiba mereka minta data. Tapi saya tidak menanyakan mereka berasal dari mana. Karena di pikiran saya, orang tersebut adalah petugas yang ditugasi untuk menyosialisasi tata cara pemakaian kompor gas elpji bersubsidi," ujar Hajairin.

Menurut dia, modus tersebut sengaja dilakukan untuk memanfaatkan momen adanya bantuan kompor gas bersubsidi.

"Bisa jadi mereka memanfaatkan momen. Karena secara tidak langsung, mereka sudah mendapatkan informasi bahwa banyak warga perdesaan yang dapat bantuan kompor gas," terangnya.

Namun dia baru sadar warganya telah ditipu setelah mengetahui bahwa mereka dari perusahaan yang berlagak seperti petugas lapangan dari pemerintah.

"Ini bukan lagi dikibulin. Dengan kondisi seperti itu, kami dan warga sudah ditipu. Setelah saya hitung-hitung, ada sekitar Rp 12 juta yang dikumpulkan warga," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Adhar mengaku mengalami hal yang serupa. Ia didatangi oleh orang yang sama dan meminta data calon penerima bantuan kompor gas.

"Saya juga didatangi mereka. Orang itu mengaku dari sekolompok pengadaan elpiji, kemudian meminta data penerima bantuan. Saya bilang siap," kata Adhar.

Beruntung Adhar bisa menggagalkan aksi dugaan penipuan tersebut, setelah mengetahui adanya pengumpulan uang untuk biaya pembelian prodak. Namun, ia menyebutkan ada sekitar 20 warga jadi korban penipuan sales.

"Saya tolak. Jangan sampai masyarakat di bodohi. Untuk apa sekring itu diperjualbelikan, sementara bantuan subsidi belum keluar. Akhirnya mereka pulang dan bertolak ke Desa Kala," ujar Adhar.

Salah seorang petugas sales bernama Budiman asal Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengaku sebagai petugas yang ditugaskan oleh perusahaan pengaman gas elpiji Win Safety di Jakarta. Ia dan rekan-rekannya ditugaskan untuk melakukan sosialisasi tentang pemakaian kompor gas di semua wilayah yang ada di Pulau Sumbawa, NTB.

"Kami dari perusahaan Win Safety di Jakarta. Kita tidak membawa atas nama pemerintah, kita ini sebetul-betulnya sosialisasi. Jadi, dari pihak swasta itu ikut terjun dalam kegiatan ini, supaya nanti pemakaian gas oleh masyarakat bisa jalan. Jadi, seperti itu, Pak," kata Budiman seusi melakukan sosiliasi di kantor Desa Kala, Minggu (30/10/2016).

Ia menjelaskan tidak ada unsur pemaksaan untuk membeli produk yang mereka jual ke warga.

"Kalau mau beli, silakan. Mau aman atau tidaknya, itu dari kita masing-masing. Tidak ada unsur pemaksaan harus beli," tutur Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com