Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abrasi, Rumah Warga yang 7 Tahun Lalu Berjarak 1 Km dari Pantai Pun Ambruk

Kompas.com - 24/10/2016, 13:21 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Abrasi pantai yang terjadi di wilayah perairan Desa Sungai Manurung, Kecamatan Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dirasakan warga semakin parah sebulan terakhir.

Samsudin (43), salah satu warga, mengaku hujan deras selama sebulan terakhir telah meruntuhkan rumahnya di pinggir pantai yang baru dibangun setahun lalu.

“Pertama dapur yang jatuh, kemudian ruang tengah sebulan sudah habis rumah kami terjatuh di pantai,” ujarnya, Senin (24/10/2016).

Samsudin menambahkan, abrasi pantai di wilayahnya telah terjadi selama 7 tahun terakhir. Sebelum digerus abrasi, rumah yang ditempatinya masih berjarak 1 kilometer dari garis pantai. Namun abrasi terus menggerus pantai sehingga rumahnya sekarang rata dengan tanah.

Selama 7 tahun terakhir, dia mengaku pemerintah belum melakukan upaya maksimal mencegah terjangan abrasi pantai di Desa Sungai Manurung.

“Tidak ada dibangun apa-apa di pantai. Seharusnya ada dibikin penahan gelombang,” imbuh Samsudin.

Selain rumah miliknya telah ambruk, rumah milik Samsudin yang digunakan membuka usaha bengkel juga sudah setengah ambruk. Samsudin mengaku masih bertahan di separuh bangunan rumahnya yang masih tersisa karena masih mempersiapkan tempat berpindah.

Selain mengancam rumah warga di pinggir pantai, abrasi juga telah mengancam memutuskan jalan aspal penghubung antar kecamatan di Sebatik.

“Jalan desa juga sudah terancam longsor karena abrasi semakin cepat kalau musim hujan seperti sekarang,” kata Samsudin.

Abrasi pantai juga dipercepat dengan adanya penambangan pasir liar di bagian Pantai Tanjung Aru. Pemerintah daerah dinilai melakukan pembiaran terhadap penambangan pasir di lokasi abrasi pantai.

Senin siang, beberapa warga terlihat mengeruk pasir di wilayah panatai tersebut. Dengan menggunakan gerobak, mereka memindahkan pasir tersebut ke bagian darat untuk diangkut dengan menggunakan truk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com