Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telusuri Jejak Soekarno, Putra Mantan Anggota Cakrabirawa Bersepeda Keliling Indonesia

Kompas.com - 05/10/2016, 20:41 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

 

Dianggap gila

Harsono juga memasang dua bendera merah putih yang mulai kusam di kanan dan kiri sepeda miliknya. Dua bendera tersebut juga mempunyai kisah menarik karena dia pernah dihentikan di wilayah Bireuen karena dicurigai. Tapi setelah dijelaskan niat serta memberikan dokumen perjalanan, Harsono dilepaskan.

"Saya kan bukan aparat," katanya sambil tertawa.

Selain itu, dia juga sering dianggap gila karena membawa bendera merah putih ke mana-mana. Tidak sedikit orang yang melihat curiga ketika dia melintas di jalan.

"Ada yang bilang kenapa bawa bawa bendera merah putih, lha wong Indonesia sudah merdeka. Saat dengar itu saya sedih, kok ya ada yang tidak bangga terhadap benderanya sendiri," jelasnya.

Lelaki lajang itu mengaku perjalanan yang dibiayainya sendiri tersebut dia lakukan untuk mengingatkan masyarakat agar kembali mencintai Indonesia serta berharap agar pemimpin Indonesia nantinya memiliki karakter seperti Soekarno.

"Siapa yang tidak kenal beliau (Soekarno) yang kharismatik, berani dan dicintai oleh rakyatnya hingga detik ini," jelasnya.

Lelaki yang pernah mengenyam kuliah di Universitas Padjajaran tersebut mengaku kesulitan saat melakukan perjalanan malam karena sepedanya tidak memiliki lampu.

Untuk menginap, dia bisa menginap dimana saja, mulai dari pos kamling sampai masjid ataupun di trotoar jalan. Untuk biaya selama perjalanan, ia mengaku membawa bekal uang saku sendiri dan biasanya dapat rezeki di tengah jalan.

"Intinya saya tidak pernah kelaparan sepanjang jalan dan tidak pernah minta-minta, termasuk tidak pernah singgah ke kantor kantor pemerintah. Kalau itu dilakukan niatnya kan beda," ujarnya sambil tersenyum.

Jalan kaki keliling nusantara

Sebelum memutuskan gowes keliling Indonesia, Harsono ternyata telah berjalan kaki selama empat tahun keliling nusantara, dan perjalanannya baru berakhir pada tahun 2014 lalu di Semarang.

"Nanti semua catatan perjalanan yang sudah saya lakukan akan dibukukan dan diberikan kepada Presiden Joko Widodo agar beliau serta masyarakat tahu sejarah Indonesia, karena sekarang sudah mulai ditinggalkan," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com