Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedai Es Krim Ini Jadi Rumah Harapan Kaum Difabel dan Keluarganya

Kompas.com - 21/09/2016, 17:49 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

BANTUL, KOMPAS.com - Kedai Ice Cream Osiris di Jalan Parangtritis Km 20, Dusun Plebengan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, bukan sekadar menjual es krim enak, tetapi juga sebagai sarana memberdayakan kaum difabel.

Pekerja di kedai es krim ini semuanya adalah para difabel serta keluarganya.

Joko Susilo (40), penjaga Kedai Ice Cream Osiris sekaligus ketua Komunitas Difabel Bangkit Maju Desa Sidomulyo menceritakan, awalnya pada tahun 2015 lalu ada Lima mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang datang ke Desa Sidomulyo untuk melakukan pendampingan program social entrepreneurship. Lima mahasiswa ini yakni Aldo Egi Ibrahim, Sheila Reswari, Ali Bachtiar Sirry, Muhammad Andira Barmana, dan Nur'aini Yuwanita Wakan.

"Mereka saat itu datang dan melakukan pendampingan kepada Komunitas Difabel Desa Sidomulyo," ujar Joko saat ditemui Kompas.com di Kedai Ice Cream Osiris, Rabu (21/9/2016).

Joko mengungkapkan, pendampingan ini bertujuan agar para Difabel bisa mempunyai kepercayaan diri dan kembali berkarya. Awalnya, para mahasiswa ini melakukan survei mengenai potensi yang ada di Desa Sidomulyo. Dari survei yang dilakukan, mereka memutuskan untuk konsen membuat produk dari buah naga karena ada perkebunannya di daerah Pandan Sari.

"Produknya es krim. Karena bahannya ada dan konsumennya segala lapisan dan proses pembuatanya tidak sulit," jelasnya.

Selama enam bulan komunitas dan keluarga difabel menjalani pelatihan membuat es krim. Alat yang digunakan untuk mengocok pun dibuat oleh para difabel sendiri.

"Lalu dibuka Ice Cream Osiris ini. Awal belum ada kursi dan meja ini, hanya jualan di dalam," ucapnya.

Sekitar bulan Juli 2016, Ice Cream Osiris yang produksinya berada di rumah Joko Susilo mengubah konsep. Jika sebelumnya hanya melayani pembelian dibungkus, kini bisa dimakan di tempat karena sudah disediakan kursi dan meja.

Di setiap meja terdapat leaflet kertas segitiga yang menceritakan sejarah berdirinya Ice Cream Osiris. Tulisan tersebut menggunakan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

"Ya, leaflet ini tujuanya agar pengunjung tahu apa itu Osiris, siapa yang mendirikan dan siapa saja pekerjanya, termasuk sejarahnya," bebernya.

KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Ice Cream Buah Naga, menu unggulan Kedai Osiris

Joko menyebutkan, kedainya menjual es krim terbilang cukup murah, hanya Rp 4.000 hingga Rp 10.000 per cup sesuai menu. Menu andalannya dan paling diminati adalah es krim buah naga.

"Yang paling diminati es krim buah naga. Kalau sekarang per hari bisa laku 150 (cup), tapi kalau malam minggu atau pas hari libur bisa habis 300 cup," kata Joko.

Selain di kedai, es krim Osiris juga dijual di Kopma Universitas Gadjah Mada (UGM) dan keliling. Orang yang berjualan keliling ini merupakan penyandang difabel.

"Jual kelilingnya dengan motor roda tiga. Kakinya polio sejak kecil, tapi semangatnya luar biasa keliling sekitar Bantul," urainya.

Sekitar 10 hari ke depan, imbuhnya, Ice Cream Osiris akan membuka kedai di pinggir Jalan Parangtritis Km 20. Dibukanya satu kedai lagi ini berkat bantuan pemerintah yang memberikan ruko.

"10 hari lagi kita akan buka di pinggir jalan, dapat bantuan dari pemerintah. Ya, alhamdulilah bisa menambah pekerja difabel lagi," tandasnya.

Saat ini, lima mahasiswa yang dulu melakukan pendampingan sudah lulus dan bekerja. Namun ada satu mahasiswa, Sheila Reswari yang masih meluangkan waktunya untuk mengembangkan es krim Osiris.

Bisnis sosial

Joko Susilo mengakui berkat lima mahasiswa UGM, Ice Cream Osiris ini menjadi sebuah harapan baru bagi para difabel di Desa Sidomulyo. Sebab, dengan hadirnya Osiris, kaum difabel dan keluarganya bisa berkarya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Impian kami di komunitas adalah bisa berkarya. Osiris ini mewujudkan impian itu," ujarnya.

Dijelaskannya, saat ini ada tujuh orang yang bekerja di Ice Cream Osiris di bagian produksi. Satu di antaranya warga difabel dan sisanya keluarga difabel.

"Kebanyakan difabel di sini bukan usia produktif, jadi yang bekerja anggota keluarganya. Tapi ada satu penyandang difabel di produksi satu yang keliling," ucapnya.

Joko menyampaikan, Ice Cream Osiris merupakan bisnis sosial. Ada tiga konsep yang diterapkan, yakni pemberdayaan difabel dan keluarganya, lalu jaminan pendidikan dan kesehatan bagi difabel dan keluarga tidak mampu.

Berdasarkan konsep tersebut, ada hasil yang disisihkan dari penjualan Ice Cream Osiris untuk membantu para penyandang difabel, baik biaya pendidikan maupun kesehatan.

"Misalnya ada penyandang difabel yang butuh baju sekolah, atau alat sekolah, atau kurang bayar sekolah akan kita bantu," tegasnya.

Ke depan, Joko Susilo berharap Ice Cream Osiris bisa semakin maju dan memiliki beberapa kedai. Sehingga semakin banyak para difabel dapat bekerja di Osiris.

"Semoga ke depan makin maju. Jadi tidak hanya membantu para difabel di sini, tetapi bisa lebih luas lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com