BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua PB PON XIX dan Peparnas XV 2016 Ahmad Heryawan mengatakan tak masalah jika pertandingan cabang olahraga golongan aerosport diundur.
Cabor aerosport yang dimaksud seperti gantole, paralayang, terjun payung, terbang bermotor, dan lainnya. Cabang ini tidak perlu dipaksakan daripada keselamatan atlet terancam.
"Kalau situasi atau cuaca berbahaya ya jangan ada pertandingan. Panpel ketika melihat cuaca berubah, lihat ada badai angin, ada angin kencang, cuaca buruk yang membahayakan ya stop, jangan ada pertandingan," ujar Heryawan, Senin (19/9/2016).
Pria yang akrab disapa Aher ini meminta, panitia pelaksana (panpel) mengantisipasi kemungkinan terburuk pada cabor-cabor tersebut. Apalagi, olahraga ekstrim itu sangat dipengaruhi faktor cuaca.
Untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan, PB PON dan Peparnas sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait keselamatan kontingen.
Evaluasi ini ditekankan Aher menyusul peristiwa seorang atlet Gantole asal Sumatera Barat bernama Rizalul Pathani yang sempat hilang kontak. Rizalul terbawa angin saat bertanding di venue Batudua, Cisitu, Kabupaten Sumedang, Minggu siang.
Baca juga: Atlet Gantole PON 2016 Asal Sumatera Barat Hilang Kontak
Rizalul bertanding pada 14:30 WIB. Saat berada di udara tiba-tiba cuaca berubah menjadi tak bersahabat sehingga mempengaruhi arah terbangnya.
Rizalul pun sempat membuka parasut cadangannya. Namun karena cuaca buruk ia tetap terbang terbawa angin.
Sekitar pukul 17:00 WIB, Rizalul ditemukan berada di sekitar semak di wilayah Desa Bangbayang, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, oleh seorang tukang ojek.
Baca juga: Atlet Gantole PON yang Hilang Kontak Ditemukan di Semak-semak Sawah
Kondisi atlet Sumbar itu pun dikabarkan sehat tanpa cedera berarti. Panpel dan Basarnas segera melakukan evakuasi.
"Saya mengapresiasi warga setempat yang memiliki kepedulian akan keselamatan dan kejadian yang menimpa atlet gantole," tutupnya.