BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pantai Pulau Merah, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi banjir lumpur. Akibatnya, air pantai yang biasanya terlihat bening menjadi keruh dan coklat.
Beberapa wisatawan terpaksa membatalkan surfing dan harus balik lagi karena tidak memungkinan untuk berselancar.
"Sudah hampir 10 hari keadaan seperti ini. Puncaknya seminggu yang lalu saat hujan lebat dan banjir bandang. Lumpur tebal. Ada 20-an tamu mancanegara yang mau surfing, cancel. Siapa yang mau surfing dengan air berlumpur," jelas Samsul Arifin, salah satu pengelola Surf Camp di Pulau Merah saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (19/8/2016).
Hal senada juga diceritakan Arjo Saniman (82), pemilik warung di Pulau Meraha. Kepada Kompas.com dia menceritakan, air laut di Pulau Merah sudah mulai berubah warna sejak dua bulan lalu. Tapi semakin parah sejak seminggu terakhir, terutama saat intensitas hujan semakin tinggi.
"Dulu hujan selebat apapun, airnya tidak akan keruh. Jadi seperti ini mulai ada penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu. Itu liat di sana. Hutannya sudah gundul," keta Arjo menunjuk ke arah Gunung Tumpangpitu yang bersebelahan dengan Pantai wisata Pulau Merah.
Arjo menjelaskan, jumlah wisatawan yang datang juga semakin berkurang. Dua belas kursi payung yang ia kelola biasanya selalu habis disewa orang, sekarang dalam satu hari hanya tiga atau empat orang yang menyewanya.
"Dulu 12 kursi laku semua, sekarang empat saja yang nyewa sudah bersyukur. Satu jam nyewanya 20 ribu rupiah. Penghasilannya bisa sejuta sehari tapi itu dulu. Sekarang sudah nggak," jelasnya.
Menurutnya, sejak banjir lumpur semakin parah, terlihat beberapa petugas dari perusahaan tambang membersihkan lumpur di tepi pantai Pulau Merah.
"Tapi percuma dibersihkan karena lumpurnya terlalu banyak. Nanti kalau hujan lagi pasti lumpurnya akan datang lagi. Lihat, lumpurnya sudah makin menebal," katanya sambil menunjukkan bogkahan lumpur yang mengeras.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Banyuwangi, Chusnul Khotimah kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2016) mengaku sudah mendatangi lokasi Pulau Merah dan mengambil sample lumpur yang berada di Pulau Merah.
"Sample lumpur akan kami teliti terkait kandungan apa di dalamnya. Kami juga menemui pihak perusahaan tambang emas untuk meminta kejelasan terkait lumpur yang memenuhi pantai Pulau Merah. Dugaan memang karena pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur di Gunung Tumpang Pitu yang posisinya bersebelahan dengan Pulau Merah," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.