Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Jadi Korban "Trafficking", 2 Gadis Asal Sumbawa Diamankan di Solo

Kompas.com - 09/06/2016, 21:29 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Dua perempuan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, nyaris menjadi korban perdagangan manusia atau trafficking setelah diiming-imingi bekerja dengan gaji Rp 6 juta per bulan.

Keduanya diselamatkan oleh polisi dan organisasi sosial yang datang ke lokasi kedua perempuan tersebut diinapkan di sebuah rumah di Karanganyar, Jawa Tengah.

Alsa Mutmah Inna (18) dan Ria Febriani (22) bisa bernafas lega setelah dievakuasi dari sebuah rumah di Jalan Mandala V, RT3/ RW 4, Jumo, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2016).

Meski masih tampak shock dan kelelahan, kedua perempuan tersebut menceritakan pengalaman pahitnya tersebut.

"Waktu itu saya sedang butuh pekerjaan dan uang untuk biaya hidup, lalu ada tawaran bekerja di Singapura dengan gaji sekitar 6 juta," kata Alsa Mutmah Inna saat jumpa pers di kantor Social Analysis and Resaerch Institute (SARI) Solo, Kamis (9/6/2016).

Inna dan Ria, didamping koordinator SARI, Mulyadi, menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa mereka. Saat itu, datang seorang pegawai bernama Syaif Hamdan dari PT Sekar Tanjung Lestari yang bergerak di bidang penyalur tenaga kerja Indonesia, menawarkan pekerjaan.

Setelah itu, pada tanggal 4 Juni 2016, Alsa dan Ria dijemput dan dibawa ke PT Sekar Tanjung Lestari di Sumbawa Besar. Setelah itu, pada hari berikutnya, keduanya diantar Syaif menuju Bandara Sultan Kaharuddin untuk pergi ke Lombok.

Setibanya di Bandara Internasional Lombok, keduanya sudah disiapkan tiket tujuan Surabaya. Sementara Syaif terbang menuju Jakarta.

"Waktu itu, kami diberitahu akan ada orang yang akan menjemput di Surabaya," kata Alsa.

Sesampainya di Surabaya, Alsa dan Ria dijemput seseorang bernama Agus, dan diantar untuk bertemu dengan Sani yang sudah menunggu di dalam Bus Damri. Lalu mereka bertiga pergi menuju Solo.

"Sesampainya di Solo, kedua korban diserahkan ke oknum bernama Candra dan diinapkan di rumahnya di Jaten, Karanganyar," kata Mulyadi.

Mulyadi menejaskan, setelah sampai di Solo, korban terus berkomunikasi dengan bibinya. Saat itu, paman Alsa, Sugito, merasa curiga dan segera mencari keberadaan Alsa dan Sani. Sugito pun menghubungi SARI untuk membantu mencari keberadaan keponakannya tersebut.

"Kita tahunya diinapkan di sebuah rumah di Jajar, Solo, tapi terus dipindah ke Jaten, Karanganyar. Setelah itu, bersama polisi Karanganyar melakukan penggrebekan," katanya.

Kedua perempuan tersebut segera dievakuasi dan diamankan di Polres Karanganyar pada tangal 7 Juni 2016 malam untuk pemberkasan. Setelah itu, Sugito dan aktivis SARI membawa kedua gadis itu ke sekretariat SARI di Karangasem, Solo, untuk menunggu kepulangan mereka ke Sumbawa.

"Untuk sementara kita inapkan di rumah SARI, sambil menunggu dana untuk bisa pulang ke Sumbawa," kata Mulyadi.

Pihak kepolisian Karanganyar mengaku dimintai pertolongan untuk menjemput kedua korban.

"Tidak ada laporan ke kami untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Jadi kita sifatnya membantu penjemputan saja. Dan, seseorang Hamdan itu masih ada hubungan kerabat dengan salah satu korban," kata AKP Rahmad Ashari, Kasatreskrim Polres Karanganyar saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com