Massa Pemuda Pancasila itu protes atas penayangan berita penetapan tersangka La Nyalla yang dianggap tidak berimbang. Massa berbaju motif loreng warna oranye dan hitam itu datang dengan menumpang truk, sepeda motor, dan kendaraan roda empat.
Mereka menutup Jalan Ketampon, tepat di depan ruko yang ditempati untuk kantor televisi swasta nasional itu.
"Metro TV yang berkali-kali menayangkan gambar pengembalian uang kepada negara seakan dikaitkan langsung dengan La Nyalla, padahal itu gambar lama pada proses hukum sebelumnya," kata korlap aksi, Nurdin Longgari.
Massa juga menempelkan kertas berisi hujatan di depan kantor dan mobil penyiaran yang diparkir di depan kantor Metro TV biro Surabaya, yang bertuliskan "Metro TV tukang plintir berita", "Tayangan Metro TV tidak mendidik", dan sebagainya.
Kericuhan sempat terjadi antara massa Pemuda Pancasila dan polisi yang mengamankan aksi massa.
Usai menemui perwakilan massa pendemo, Kepala Biro Metro TV Surabaya, Aksanul Ato', menyampaikan permohonan maaf atas penayangan visual yang dimaksud massa pendemo.
"Kami minta maaf atas penayangan gambar tersebut sebagai review agar pemirsa menerima informasi secara utuh," katanya.
Namun, ia menolak meminta maaf terkait konten pemberitaan. "Soal konten pemberitaan, saya rasa kami sudah berimbang," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.