Wiwin yang juga merupakan Direktur Riset Anti Corrupption Committee (ACC) melihat hal tersebut karena sejumlah calon pimpinan KPK yang berpengalaman tidak satu pun yang terpilih. Mereka yakni Johan Budi, Busyro Muqoddas, Surya Chandra dan Sudjanarko.
"Deal politiknya kuat sekali. Surya Chandra, Busyro, Johan Budi dan Sudjanarko yang di KPK tidak terpilih. Malah orang-orang yang selama ini menunjukkan sikap bertentangan dengan pemberantasan korupsi dipilih," kata Wiwin, Kamis (18/12/2015).
Terpilihnya pimpinan KPK yang baru, kata Wiwin, menunjukkan DPR tidak mewakili semangat antikorupsi. Sebab, kelima orang tersebut sebagian besar menyetujui revisi UU KPK.
"Pimpinan KPK terpilih minus rekam jejak dalam pemberantasan korupsi, sehingga saya anggap tidak mewakili semangat anti-korupsi. Sebagian besar pimpinan KPK terpilih menyetujui revisi UU KPK yang memuat pasal-pasal pelemahan," kata dia.
Selain itu, kata Wiwin, kelima pimpinan KPK tersebut itu juga setuju KPK punya kewenangan SP3 atau pemberhentian kasus. Mereka juga setuju penyadapan KPK dibatasi.
"Ini bukan sinyal KPK makin kuat, tapi makin lemah," ujarnya.
Wiwin berharap, salah seorang pimpinan KPK yang terpilih mesti menunjukan semangat penguatan KPK untuk mendorong pemberantasan korupsi.
"Kalau sedari awal sikapnya sudah menunjukan pelemahan, bisa ditebak akan jadi apa KPK nanti yakni tumpul," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.