Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Langkah", Catatan Harian Seorang Ayah dengan Anak Penderita HIV/AIDS

Kompas.com - 01/12/2015, 21:08 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Bram Kusuma alias Brambot (26), vokalis "Bujang" sebuah band indie asal Salatiga, Jawa Tengah kini tengah membuat komik yang mengangkat kisah nyata  sebuah keluarga dengan anak yang positif HIV.

Meski demikian, keluarga itu mampu bersama-sama melewati situasi itu dan terus memupuk semangat hidup.

Komik yang diberi judul "Langkah" ini sudah beredar terbatas di kalangan komunitas Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) dan Orang Hidup Dengan ODHA (OHIDHA).

Komik ini menjadi sangat istimewa lantaran karakter yang dikisahkan dalam 114 halaman kertas berukuran A5 ini adalah keluarga si pengarang.

Pemuda lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan Desain Komunikasi Visual ini punya alasan kuat untuk membuka kisah hidup yang bagi sebagian orang dianggap "aib" tersebut.

"Selama ini masyarakat lebih cenderung melihat ke isu moralnya, jadi orang lebih cenderung melihat perilaku sebelumnya. Akhirnya banyak kasus ODHA yang ditolak keluarganya sendiri," ujar Bram.

"Maka komik ini paling tidak memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada setiap keluarga bagaimana menghadapi kenyataan jika salah satu anggota keluarga terkena HIV AIDS," kata Bram saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Gendongan, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Senin (30/11/2015).

Tokoh utama dalam komik ini adalah Andreas Bambang (57), yang tak lain adalah ayah Bram. Keluarga Andreas Bambang adalah keluarga besar yang hangat dan bahagia.

Bersama isterinya, Elly Handayani mereka dikarunia delapan anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

Bram adalah anak ketujuh pasangan ini. Pekerjaan Andreas sebagai HRD disebuah maskapai penerbangan cukup memberinya keleluasaan finansial untuk membahagiakan keluarganya yang hidup di kota kecil itu.

Namun pada Maret 2007, keluarga ini harus menghadapi cobaan besar yang seolah memupus semua mimpi indah keharmonisan di antara mereka.

Pute, anak tertua keluarga itu dinyatakan positif HIV/AIDS dan telah masuk pada fase AIDS stadium 4, yakni fase puncak dari perjalanan HIV menuju AIDS.

Penerimaan atas status ini menjadi pukulan berat bagi Pute, Andreas Bambang dan keluarganya.

"Sempat ada konflik batin waktu menggambarkan kakakku pertama kali mengetahui hasil tes positif (HIV). Biar aku tidak terkena emosi, waktu itu aku mencoba untuk obyektif. Memang agak susah dan disitulah PR yang menjadi tantangan. Jadi aku seolah-olah dalam tanda kutip, sebagai orang lain dalam keluarga ini," ujar Bram.

Pergolakan batin dan banyaknya penggalan kisah yang harus dituangkan dalam gambar membuat Bram menghabiskan waktu hingga enam bulan untuk merampungkan komik ini.

Selama proses ini, Bram banyak mendapatkan dukungan dari ayah dan ibunya.

"Menariknya di situ karena ini pengalaman pribadi. Jadi ketika posisi bikin storyline, waktu itu ngobrol dengan bapak dan ibu, santai di ruang makan. Tanya bagaimana sih ceritanya waktu tahun ini, terus ditambahi sama ibu," ujar Bram.

Puncak dari kisah ini adalah ketika Andreas memutuskan untuk mengabdikan sisa hidupnya ke dalam kerja kemanusiaan, memberikan konseling untuk penanganan HIV/AIDS.

"Apa yang dilakukan bapak sekarang adalah semata-mata atas pengalamannya sebagai keluarga yang tidak tahu apa itu HIV/AIDS. Hingga kini masih banyak penolakan justru datang dari keluarga akibat minimnya pengetahuan tentang HIV AIDS," kata Bram.

Ia berharap, ada penerbit yang tergerak untuk mencetak buku ini secara massal.

Sebab selain berisi pengalaman sebuah kelaurga yang berjuang mengembalikan salah satu anggota keluarganya yang terkena HIV AIDS, buku komik ini juga memuat informasi tentang pengetahuan bahaya narkoba dan pengetahuan tentang HIV/AIDS.

"Awalnya kita sudah sepakat, kalau ada yang minta satu kemudian untuk di-copy silahkan. Tapi kalau kemudian ada penerbit yang bersedia mencetak, ya monggo. Itu akan lebih baik sebagai media pembelajaran bagi generasi muda kususnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com