Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Pembebasan Sandera WNI oleh Tentara PNG

Kompas.com - 19/09/2015, 02:51 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Atase pertahanan RI untuk Papua Niugini (PNG), Kol Inf Rony Pasaribu, menilai, pembebasan dua warga Indonesia yang disandera kelompok bersenjata di perbatasan RI-PNG tak lepas dari dukungan yang luar biasa dari tentara PNG. Menurut Rony, setelah menerima laporan kejadian, ia langsung berkoordinasi dengan Kodam XVII Cenderawasih, Badan Intelijen Negara, serta Badan Intelijen Strategis TNI, dan selanjutnya langsung berangkat ke Vanimo, Provinsi Sandaun, PNG.

Bersama Konsulat RI Elmar Lubis, ia kemudian berkoordinasi dengan Panglima Tentara PNG di Vanimo, Brigjen Toropo.

"Brigjen Toropo antusias atas permintaan bantuan membebaskan sandera dua WNI dan menyampaikan akan menambah kekuatan personel untuk melaksanakan operasi pembebasan," kata Rony di Jayapura, Jumat (19/9/2015).

Dalam upaya pembebasan sandera itu, menurut Rony, tentara PNG terus berupaya untuk berkomunikasi dengan kelompok yang melakukan penyanderaan, tetapi tidak berhasil. Setelah berlangsung komunikasi yang cukup alot, akhirnya pihak penyandera bersedia untuk bertemu dengan perwakilan tentara PNG di suatu tempat di tengah hutan pada Kamis (17/9/2015). Namun, hingga waktu yang ditentukan, perwakilan dari penyandera tidak datang dan malah berpindah lokasi ke hutan yang lebih dalam.

"Tentara PNG lalu melakukan pengejaran dan berhasil menemukan persembunyian kelompok penyandera. Setelah melakukan persiapan, mereka langsung mengepung lokasi persembunyian kelompok itu dan sekitar pukul 19.00 waktu Vanimo, tentara PNG berhasil membebaskan sandera dan menangkap tujuh orang dari kelompok penyandera," ujar Rony.

Menurut Rony, karena situasinya sudah tidak memungkinkan dan faktor keamanan, pihak tentara PNG memutuskan bertahan di tengah hutan dan baru pada Jumat (18/9/2015) pagi sekitar pukul 10.30 waktu Vanimo, tentara PNG menyerahkan kedua sandera kepada Konsulat RI dalam upacara militer.

"Dalam serah terima itu, salah seorang dari sandera terluka. Namun, itu bukan karena luka tembak, melainkan karena terjatuh," ujar Rony.

Setelah serah terima di Konsulat RI di Vanimo, kedua sandera langsung dibawa ke perbatasan RI-PNG di Wutung, Distrik Muara Tami, dan selanjutnya diserahkan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPPKLN) Provinsi Papua, Suzana Wanggai, dan disaksikan Muspida plus Provinsi Papua.

Seperti diberitakan sebelumnya, Konsulat RI di Vanimo, Elmar Lubis, mengatakan telah mendapat konfirmasi dari tentara PNG terkait penyanderaan dua warga negara RI oleh kelompok bersenjata tidak dikenal yang bersembunyi di Kampung Skowtiau, PNG, Sabtu (12/9/2015) lalu.

Dua warga negara Indonesia, yang diduga disandera ialah Sudirman (28) dan Badar (30), yang sehari-hari bekerja sebagai operator penebang pohon (chain saw). Keduanya menghilang sejak penyerangan sekelompok orang bersenjata terhadap penebang kayu di hutan Kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Rabu (9/9/2015) lalu.

Dalam penyerangan itu, seorang penebang kayu, Kuba Marmahu (38), mengalami luka tembak dan luka panah yang berhasil diselamatkan Pasukan Penjaga Perbatasan yang kemudian membawanya ke RS Keerom dan selanjutnya dirujuk ke RS Bhayangkara Jayapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com