Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergantung pada Embung di Musim Kemarau

Kompas.com - 24/08/2015, 18:51 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah mata air yang menjadi sumber utama kebutuhan air bersih domestik maupun untuk mengairi lahan pertanian di Kabupaten Semarang, dalam beberapa tahun terakhir setiap kemarau selalu mati atau mengering.

Salah satu desa yang memiliki sejumlah mata air dan mati adalah desa Lerep, Ungaran Barat. Warga pada akhirnya berupaya mewujudkan sebuah embung buatan untuk mengantisipasi kekurangan air dan lebih memudahkan pendistribusian air yang berasal dari mata air yang masih mengalir. Keberadaan embung diharapkan mampu menjamin pasokan air irigasi sehingga sektor pertanian tetap aman.

"Kekeringan di wilayah kami ini akibat matinya sejumlah mata air. Diduga ini akibat perubahan musim sehingga saat kemarau, mata air mengering," kata Kepala Desa Lerep, Maryadi, Senin (24/8/2015).

Pembangunan embung seluas 2.400 meter persegi dengan kedalaman enam meter ini diinisiasi oleh pemerintah desa sejak 2013 dengan pengajuan bantuan ke Pemkab Semarang. Setelah satu tahun, dana pembangunan embung turun dana langsung dikerjakan hingga selesai awal tahun 2015 lalu.

Menurut Maryadi, keberadaan embung ini menjadi salah satu harapan masyarakat desa Lerep di saat musim kemarau.

"Keterisian embung ini mampu mencapai 12.000 meter kubik air dan mampu dimanfaatkan selama tiga hingga lima bulan kekeringan," kata Maryadi.

Desa Lerep sendiri, imbuh Maryadi, merupakan lahan pertanian buah-buahan yang sangat baik. Salah satu unggulannya adalah buah durian.

"Sehingga dengan adanya embung ini, sektor pertanian masih aman. Sebab kalau mengharapkan sejumlah mata air sudah tidak bisa lagi karena banak yang mati," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Mineral Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang, Supratmono, mengatakan, embung yang dibangun pemerintah dengan biaya ratusan juta rupiah ini diperkirakan akan mampu bertahan 10 hingga 15 taahun kedepan.

"Material embung sendiri menggunakan bio membran yaang tahan lama bila dirawat dengan baik," kata Supratmono.

Untuk mengantisipasi kekeringan di Kabupaten Semarang, lanjut Supratmono, rencananya pemerintah akan membangun lagi tiga buah embung di tiga kecamatan. Krisis air yang terjadi di Kabupaten Semarang selain akibat musim kemarau panjang, imbuhnya, juga diakibatkan oleh matinya beberapa mata air utama sebagai dampak perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com