Dengan kondisi ini, para nelayan berharap adanya komunikasi antara Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Ada keluhan nelayan Jembrana yang sudah tidak bisa melihat ikan. Mata mereka silau oleh kapal-kapal gardan (kapal Cantrang) dari Jawa Utara. Mungkin, Pak Gubenur (Pastika) untuk membuat surat kepada Pak Ganjar agar mereka (kapal gardan) tak masuk ke wilayah (Bali) sampai ke pinggir," kata Susi saat menghadiri acara di Kuta, Badung, Bali, Selasa (4/8/2015).
Susi menjelaskan bahwa kepala daerah juga memiliki peran penting dalam menyikapi apa yang terjadi di masyarakatnya. Jika kondisi ini dibiarkan terus, maka bisa merugikan nelayan Bali, khususnya di pesisir perairan Jembrana dan Buleleng.
"Kalau tidak diatasi maka pendapatannya (nelayan) berkurang. Walaupun kita bantu dengan GPS dan lain sebagainya, rupanya para nelayan ini juga punya keahlian melihat (ikan) dengan mata telanjang. Begitu ada kapal gardan masuk yang lampunya luar biasa terang, maka nelayan tidak lagi bisa menangkap ikan," tambahnya.
Perlindungan terhadap nelayan kecil, lanjut Susi, diharapkan bisa diwujudkan dalam bentuk Perda (peraturan Daerah) di masing-masing daerah. Perda ini dibuat agar para nelayan memiliki hak di wilayahnya. Jangan sampai nelayan kecil tidak bisa lagi menangkap ikan di wilayahnya sendiri karena kendala kapal-kapal besar dengan peralatan yang modern.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.