Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Salah Transfusi Darah, Pasien Operasi Caesar Meninggal

Kompas.com - 15/06/2015, 18:35 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com - Maria Yosefa Bria, warga Halifehan, Kelurahan Tenukiik, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Mgr Gabriel Manek. Kematian Maria diduga karena salah transfusi darah saat menjalani operasi caesar untuk kelahiran anak keduanya.

Akibat kelalaian tersebut, keluarga Maria pun protes dan meminta klarifikasi kepada pihak Rumah Sakit Mgr Gabriel Manek. Juru bicara keluarga Maria, Ferdy Tahu kepada Kompas.com, Senin (15/6/2015) sore, mengatakan, dugaan malapraktik tersebut terjadi pada Selasa (2/6/2015) pekan lalu.

“Korban (Maria Yosefa Bria) masuk rumah sakit Minggu (31/5/2015) dan oleh petugas, korban disuruh puasa dari malam, dan sesuai arahan dokter akan dilakukan operasi pada esok hari yakni Senin (1/6/2015) sekitar pukul 07.00 Wita. Namun operasi justru dilakukan sekitar pukul 12.00 Wita oleh dokter yang bernama dokter Medy,” kata Ferdy.

Ferdy mennduga dalam operasi tersebut terjadi dugaan malapraktik. Perawat salah transfusi darah. Golongan darah korban adalah O, sementara dia ditransfusi darah B.

“Bahwa sudah ada tanda-tanda yang menunjukan adanya kelainan, namun dari pihak rumah sakit tidak menanggapainya. Selain itu, menurut kami, dokter yang melakukan operasi juga sebenarnya sudah mengetahui adanya kekeliruan tersebut, namun melakukan pembiaran,” kata Ferdy.

“Hal ini dapat dilihat dari pernyataan dokter kepada suami korban yang bernama Ignasius Josep Bifel, bahwa kalau memang masih terjadi pendarahan, maka besok tanggal 2 Juni 2015, akan di lakukan operasi ulang. Namun yang terjadi, pada 2 Juni dini hari, korban malah meninggal,” sambung Ferdy.

Untuk itu, lanjut Ferdy, keluarga sudah meminta penjelasan dari pihak rumah sakit penyebab kematian Maria.

Dihubungi terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mgr Gabriel Manek, Hendrik Besin membantah pihaknya telah melakukan malapraktik kepada pasien Maria Yosefa Bria.

“Yang saya cek, sebenarnya almarhum meninggal karena pendarahan akibat perlengketan plasenta. Sementara salah transfusi itu baru dugaan dari keluarga. Yang jelas, saat cek laboratorium, golongan darah pasien B dan ditransfusi dengan darah B juga,” kata Hendrik.

Untuk itu, Hendrik mengatakan, kesimpulan sementara kematian Maria disebabkan pendarahan yang banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com