Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Nyaris Putus Sekolah, Aprillyani Kini Mendunia karena Kulit Randu

Kompas.com - 28/04/2015, 19:46 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

Hasilnya, anak pertama dari dua bersaudara ini menyabet beberapa penghargaan, antara lain Bronze Medal Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Level of National in Jakarta 2013 dan silver medal International Young Project Olympiad (IYIPO) Level of International in Georgia east europe.

"Yang paling membahagiakan dapat medali emas di Best Project 28th Mostratec Level International in Brazil tahun 2014. Yang baru saja The Kick Andy Young Heroes 2015," ucapnya.

Menurut dia, saat ini, formula biopestisida dari kulit buah randu yang ditemukannya baru sebatas digunakan oleh petani-petani cabai di desanya. Itu pun lewat kenalan-kenalan pamannya yang juga berprofesi sebagai seorang petani.

"Baru digunakan petani-petani yang kebetulan teman paman. Saya bingung bagaimana agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, saat ini saya konsentrasi kuliah dulu," tuturnya.

Hampir putus sekolah

Keterbatasan ekonomi keluarga sempat membuat Aprillyani nyaris tak bisa melanjutkan ke jenjang SMA. Lulus dari SMP Negeri 2 Kayen pada tahun 2011, Aprillyani berniat untuk terus melanjutkan pendidikanya dengan masuk ke SMA. Namun, niatnya itu sempat terbentur.

"Setelah lulus SMP saya hampir tidak bisa sekolah lagi karena biaya. Bapak kan kerja serabutan, biaya sekolah juga mahal," ujarnya.

Kala itu, sang ayah berencana memasukan Aprilliyani kursus menjahit sehingga setelah lulus SMP dapat membuka jahitan.

"Bapak mau mendaftarkan saya kursus jahit. Tapi saya bilang, mau lanjut sekolah. Kalau lulus SMP saja mau jadi apa," tegasnya.

Dengan niat untuk terus sekolah, Aprillyani berusaha membujuk sang ayah agar merestui melanjutkan sekolah. Melihat keinginan itu, sang ibu juga memberikan dukungan agar terus melanjutkan sekolah.

"Bapak dan ibu setuju, lalu saya daftar ke SMA PGRI 2 Kayen dan diterima," ucapnya.

Melihat kondisi kedua orangtuanya yang mengusahakan biaya untuk sekolah, anak pertama dari dua bersaudara ini pun bertekad untuk mendapatkan beasiswa. Perjuangan kerasnya tak sia-sia, selama SMA, Aprillyani terus mendapatkan beasiswa pendidikan.

Bahkan, dia mampu mengharumkan nama orangtua, sekolah dan bangsa Indonesia dengan memperoleh mendali di beberapa lomba karya ilmiah ditingkat Nasional maupun internasional. Hingga akhirnya, Aprillyani pun dapat bernafas lega setelah diterima kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Farmasi lewat jalur prestasi.

"Tidak ada yang tidak mungkin, dengan niat dan berusaha semua pasti bisa diraih. Kekurangan dan keterbatasan ekonomi justru menjadi semangat untuk terus maju," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com