Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ini Babak Belur Dianiaya Dua Oknum Polisi

Kompas.com - 06/04/2015, 03:26 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Pascalis Misa (24) mahasiswa semester VIII, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), asal Kiupasan, Desa Letmafo, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, dianiaya oleh dua orang anggota Kepolisian Sektor Insana yakni Hendrikus Banase dan Antonius Triyono Bosko, hingga babak belur. Tak terima dengan penganiayaan itu, Paskalis bersama keluarganya kemudian melapor ke unit Provos, Kepolisian Resor TTU, Minggu (5/4/2015) malam.

Paskalis Misa yang ditemui Kompas.com, saat diambil visum oleh petugas medis di ruang instalasi gawat darurat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Minggu malam, mengatakan kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada Sabtu dinihari kemarin, di cabang Sekon, Desa Tapenpah, Kecamatan Insana.

“Awalnya saya bersama teman berboncengan sepeda motor dari rumah di Kiupasan mau ke Nesam untuk suatu urusan. Namun pada saat sampai cabang Sekon, teman saya turun untuk beli rokok di kios. Saat itu, ada sejumlah pemuda yang sedang minum mabuk (minuman keras) dan mereka lalu bertengkar dengan teman saya yang berujung pada perkelahian. Saya kemudian berusaha ingin melerai perkelahian itu, namun anggota polisi bernama Hendrikus Banase sejak awal bersama para pemuda mabuk lantas memukul saya,” cerita Pascalis.

Selanjutnya kata Pascalis, karena tak terima dipukuli, ia pun lantas berkelahi dengan Hendrikus Banase, sampai membuat warga sekitar terganggu, lalu membunyikan lonceng sehingga dirinya bersama teman dan pemuda lainnya bermaksud melarikan diri.

“Saat itu, teman saya dan pemuda lainnya yang tadinya berkelahi, semuanya lari, begitu mendengar lonceng yang dibunyikan oleh warga. Saya juga langsung naik motor untuk lari mengikuti teman yang lain, namun tiba-tiba Hendrikus Banase memukul saya hingga jatuh dengan motor. Setelah saya jatuh, Hendrikus kemudian membawa saya masuk ke dalam rumah warga yang bernama Urbanus Naikofi,” kata Pascalis.

Menurut Pascalis, ketika berada di rumah warga (Urbanus Naikofi), dia pun dianiaya berulangkali oleh Hendrikus Banase dan anggota polisi lainnya Antonius Triyono Bosco dengan cara ditinju, ditendang dan diinjak hingga mata sebelah kanan nyaris buta. Puas dianiaya, Pascalis lalu dibawa ke Kepolisian Sektor Insana dan dijebloskan dalam sel tahanan selama semalam.

Ajudan kapolres

”Waktu menganiaya saya, Antonius Triyono Bosco mengatakan kamu mau lapor ke mana saja, saya tidak takut karena saya adalah ajudan Kapolres TTU,” kata Pascalis meniru ucapan Antonius Triyono Bosco.

Pascalis mengaku dikeluarkan dari dalam sel tahanan pagi harinya, pada waktu keluarganya mendatangi Kepolisian Sektor Insana. Dia bersama keluarga, mereka pun sepakat untuk membuat surat pernyataan damai di atas meterai.

“Saya dan keluarga datang melapor ke Polres TTU karena status saya dalam surat pernyataan itu malah ditulis sebagai tersangka dan polisi penganiaya saya justru dijadikan sebagai korban. Kami minta agar mereka segera diproses hukum sesuai dengan aturan,” harap Pascalis.

Terkait dengan kejadian itu, Kepala Kepolisian Resor TTU, Ajun Komisaris Besar Polisi Robby Samban yang dihubungi melalui telepon seluler enggan merespon. Begitu juga Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres TTU, Ispektur Dua I Ketut Suta hingga berita ini tayang, belum juga membalas pesan singkat yang dikirim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com