Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Berujung Rusuh, Belasan Mahasiswa dan Preman Ditangkap

Kompas.com - 07/11/2014, 18:28 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com
— Perang batu antara mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) dan preman melawan aparat polisi dan warga, Jumat (7/11/2014), akhirnya reda. Belasan mahasiswa UIT dan preman diamankan polisi.

Saat berusaha membubarkan aksi mahasiswa dan preman yang merusak fasilitas umum, polisi mendapat perlawanan di jalur trans-Sulawesi di Jalan AP Pettarani. Mahasiswa UIT dan preman melempari batu ke arah polisi.

Melihat kondisi itu, warga pun membantu polisi dengan melempari mahasiswa dan preman menggunakan batu. Perang batu pun tak terhindarkan hingga berlangsung sekitar satu jam.

Mahasiswa dan preman pun berhasil dipukul mundur hingga ke depan kampusnya di Jalan Rappocini. Belasan mahasiswa UIT dan preman berhasil diamankan dan menjadi "bulan-bulanan" warga.

Polisi yang berada di lokasi berusaha mengamankan mahasiswa dan preman itu ke atas kendaraan taktis dan water cannon.

Para mahasiswa dan preman ini menyerang polisi setelah rekan mereka yang ditangkap polisi dibebaskan paksa oleh dua anggota DPRD Makassar, Busranuddin B Tika (Fraksi PPP) dan Fahrudin Rusdi (Fraksi Partai Golkar), dari Markas Polsekta Panakukang, Kamis (6/11/2014) malam.

Para mahasiswa UIT dan preman kembali menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM dengan memblokade jalur trans-Sulawesi, Jalan AP Pettarani, Jumat (7/11/2014). Selama aksinya berlangsung sejak siang, belasan aparat kepolisian dikejar dan dilempari batu. Mereka bahkan merusak fasilitas umum, seperti lampu lalu lintas, meteran lampu jalan, dan papan bicara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com