Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cekcok dan Pukul Pengunjung, Enam Petugas Keamanan RSHS Ditahan...

Kompas.com - 02/09/2014, 06:31 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi menahan enam petugas keamanan Rumah Sakit Hasan Sadikin, karena diduga melakukan penganiayaan terhadap Roni Saputra (29), pada Rabu (27/8/2014).

"Kami sudah memeriksa delapan orang. Enam jadi tersangka dan dua orang statusnya saksi," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi kepada wartawan di Jalan Asia Afrika, Senin (1/9/2014).

Mashudi memastikan keenam tersangka adalah petugas keamanan RSHS. Menurut dia, jumlah tersangka masih bisa bertambah. Para tersangka ini dijerat dengan Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tentang delik tindakan kekerasan.

"Dari pemeriksaan nanti berkembang. Bisa jadi ada tersangka baru. Saat ini baru ada enam orang yang terbukti melakukan pemukulan," ujar Mashudi. Kasus pemukulan ini ditangani oleh Polsekta Sukajadi.

Menurut Mashudi, pemukulan tersebut diduga dipicu persinggungan antara pelaku dan korban. "Mungkin ada perkataan kurang menyenangkan atau soal sopan santun," ujar dia.

Kronologi versi Roni

Roni mengalami luka-luka setelah dikeroyok petugas keamanan RSHS. Akibat insiden itu, Roni harus mendapatkan 8 jahitan di mulutnya.

Kejadian ini bermula pada Senin (25/8/2014). Saat itu, sekitar pukul 15.00 WIB, Roni hendak menebus obat untuk anaknya yang baru saja dioperasi di RSHS.

"Setelah dioperasi dokter menyarankan juga untuk pindah ruangan," kata Roni kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Minggu (31/8/2014).

Saat Roni hendak masuk ke ruangan untuk menebus obat sekaligus mengurus pindah ruangan, dia diadang petuga keamanan. Dia dicegat dan dilarang masuk dengan alasan saat itu bukan jam besuk.

"Security-nya bilang dengan nada tinggi. Saya bilang bukan mau besuk, tapi mau menebus obat buat anak. Berkali-kali saya bilang, tapi security tetap tak mengizinkan saya. Padahal waktu itu saya pake id card," tutur Roni.

Ketika Roni mencoba tetap masuk, petugas keamanan tersebut mendorongnya. "Saya dorong balik," kata dia. Sempat terjadi ketegangan, Roni pun dipegangi oleh beberapa petugas keamanan.

Pada Senin petang itu, percekcokan tak berlanjut karena Roni memilih menghindar demi anaknya yang masih dirawat. "Pas saya jalan menghindar, di belakang saya dengar ada security yang bilang, 'anak kecil nyari gara-gara'. Saya tak terima, dan nantang duel satu lawan satu di luar RSHS," ujarnya. Namun, saat itu keributan tak berlanjut.

Dua hari berselang, Rabu malam sekitar pukul 23.00, barulah keributan terjadi. Roni dipukuli oleh para petugas keamanan RSHS, saat dia mengantar baju untuk anaknya yang masih dirawat di rumah sakit itu.

"Waktu itu saya bertemu dengan security yang bersitegang dengan saya. Dia mengontak teman-temannya terus memukuli saya di area parkir," ucap Roni. Menurut dia, saat itu ada tak kurang dari 15 orang yang mengeroyoknya.

"Saya masih di atas motor dan dipegangin mereka. Saya tak bisa berbuat apa-apa dipukulin dan diinjak-injak hingga babak belur," tutur Roni.

Sikap RSHS

Kepala Sub Bag Humas RSHS, Nurul Wulandhani, tak membantah ada pemukulan di rumah sakitnya oleh petugas keamanan terhadap orangtua pasien rumah sakit. "Kami menyesalkan peristiwa ini terjadi," ujar Nurul, Senin.

Meskipun beragam cerita muncul di media massa, lanjut Nurul, RSHS menyerahkan penanganan kasus itu sepenuhnya kepada kepolisian untuk mendapatkan kepastian.

Meski demikian, investigasi internal RSHS mendapatkan awal persoalan Roni dengan petugas keamanan terjadi lebih awal, tepatnya Senin pekan lalu pada pukul 10.30 WIB.

Menurut Nurul, saat itu Roni datang bersama seorang pengunjung lain ke area rawat inap RSHS. Sesuai kebijakan, petugas keamanan menanyakan tujuan kunjungan Roni dan kartu identitas penunggu pasien.

Saat itu, Roni disebut mengatakan tak merasa perlu memakai kartu penunggu pasien karena sudah lama menunggui anaknya di RSHS. Adapun pengunjung lain yang datang bersamanya diizinkan masuk karena memakai kartu penunggu pasien.

Dilarang masuk ke ruang perawatan, Roni pun mengeluarkan kata-kata yang tak pantas dan mendorong petugas keamanan. Dia pun menantang para petugas untuk duel. Tantangannya tak diladeni, Roni pun mengeluarkan kata-kata ancaman. Namun, masalah dapat diredam setelah ditengah petugas keamanan lain.

Ternyata, persoalan belum rampung. Pada Rabu malam, sekitar pukul 22.30 WIB, para petugas keamanan RSHS sedang melakukan patroli. Menurut Nurul, saat itu seorang pengendara motor yang belakangan diketahui adalah Roni, menyerempet petugas yang sedang patroli, di area parkir basement.

Sesudah menyerempet, lanjut Nurul, Roni memutarbalikkan kendaraan sembari mengeluarkan kata-kata kotor, hinaan, makian, dan ancaman kepada petugas. Dua petugas keamanan itu pun terpancing emosi, terjadi cekcok mulut.

Karena susasana makin memanas, petugas keamanan memanggil komandan regu melalui peralatan komunikasi (HT) untuk membantu menyelesaikan persoalan. Namun, anggota lain pun turut mendengar komunikasi tersebut dan berdatangan ke lokasi cekcok.

Kedatangan petugas lain ternyata tak menghentikan Roni. Puncaknya, kata Nurul, pemukulan pun terjadi diawali dengan pukulan spontan salah satu petugas. Setelah pemukulan, petugas keamanan sempat mengajak Roni ke pos keamanan untuk klarifikasi dan penyelesaian masalah, tetapi ditolak Roni.

(tis/cr4/Budi Prasetyo/Tribun Jabar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com