Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dolly Akan Jadi Permukiman, Jarak Jadi Kawasan Perdagangan (2)

Kompas.com - 18/06/2014, 11:05 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com
 — Penutupan kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak yang dijanjikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dipastikan akan berlangsung pada Rabu (18/6/2014) malam. Namun, penutupan ini ternyata baru sebatas seremoni di Gedung Islamic Centre, sekitar satu kilometer arah selatan kawasan lokalisasi yang disebut-sebut terbesar se-Asia Tenggara ini.

Selama acara deklarasi berlangsung, bisa dipastikan bahwa kegiatan di kompleks lokalisasi Dolly-Jarak tetap berlangsung seperti biasa. Tidak ada rencana pengerahan petugas keamanan untuk menutup wisma-wisma Dolly-Jarak dalam waktu seketika (baca juga: Penutupan Dolly Baru Sebatas Seremoni (1)).

Namun, pemkot memastikan bahwa kawasan Dolly dan Jarak akan dialihfungsikan. Simak topik khusus Surya berikut ini.


Yang pasti, Dolly dan Jarak nantinya akan diubah menjadi kawasan permukiman dan perdagangan. Tepatnya, Dolly akan dikembalikan sebagai permukiman, sedangkan Jarak dikembangkan menjadi kawasan perdagangan.

“Kami bicara berdasar apa yang telah ditetapkan dalam rencana tata kota,” ujar Kabid Fisik dan Prasarana Bappeko Surabaya Gede Dwidja Wardhana, Selasa (17/6/2014).

Penjelasan Dwidja ini membantah ungkapan pihak-pihak sebelumnya, yang menyatakan bahwa lahan bekas area lokalisasi akan dijadikan sentra usaha kerajinan.

“Tidak bisa (rencana tata kota) diubah begitu saja,” kata Dwidja, Selasa.

Dwidja menambahkan, alih fungsi kawasan perdagangan itu diharapkan bisa mengakomodasi kepentingan ekonomi warga Jarak dan Dolly.

“Kalau arahnya untuk mal atau supermarket, pasti warga sekitar tidak akan ikut terlibat,” tekannya.

Para pemilik wisma memastikan, layanan di wisma akan tetap berjalan, baik saat deklarasi maupun setelahnya.

“Kami akan tetap buka seperti biasa,” ujar Rawat, pemilik wisma.

Namun, dari empat wisma yang dikelolanya, satu di antaranya terpaksa ditutup. Alasannya, ada dua PSK yang pensiun dan pulang kampung.

“Dengan kondisi seperti ini, jelas pemasukan dan pengeluaran bedanya tipis sekali. Nah, saya terpaksa tutup satu untuk menekan biaya operasional yang tinggi,” ujar pria asal Malang itu.

Dia berharap, pengunjung Dolly tidak terpengaruh dengan isu penutupan.

Bapak empat anak itu mengatakan akan tetap membuka wisma karena kasihan dengan 100-an anak buahnya yang menggantungkan hidup di wisma miliknya.

Rawat memiliki sekitar 40 PSK, sementara sisanya pembantu dan karyawan.

”Kalau tutup, bagaimana nasib mereka? Siapa yang mau menanggung hidup mereka? Mereka kan butuh uang. Ya meskipun jumlah pengunjung terus menurun, saya tetap sebisa mungkin bertahan. Kasihan mereka kalau tidak kerja, mereka pasti gagal bayar kebutuhan hidup keluarga,” ujar Rawat. (idl/ben/aru/ook/uji)


Bersambung: Warga Paksa Anggota Dewan Lihat Situasi Dolly-Jarak (3)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com