Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulawesi Utara Dirikan Museum AntiNarkoba

Kompas.com - 27/10/2013, 14:30 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA, KOMPAS.com
- Khawatir dengan semakin tingginya jumlah pengguna narkoba di Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara, Ketua Yayasan Institut Seni dan Budaya Sulut (ISBSU), Benny J Mamoto mendirikan Wale Anti Narkoba di kompleks Meseum Pinawetengan, Tompaso, Minahasa.

"Pendirian Wale merupakan sebuah langkah strategis untuk menyosialisasikan dampak dari bahaya penggunaan narkoba," ujar staf Badan Narkotika Nasional (BNN), Suseno kepada Kompas.com, Minggu (26/10/2013).

Sejak dilakukan soft opening pada Juli lalu, sudah hampir 3.000 orang datang mengunjungi bangunan yang ditata menyerupai meseum tersebut. Penataan ruangan dengan berbagai visual informasi yang menarik, diharapkan bisa membantu pengujung memiliki pengetahuan tentang bahaya narkoba.

"Bangunan ini berserta isinya, didanai oleh pak Benny dan ISBSU (Institut Senin Budaya Sulawesi Utara). Kami dari BNN diajak kerjasama dalam hal penyediaan materi informasi. Jelas ini harus didukung penuh, karena ini merupakan meseum antinarkoba pertama di Indonesia. Bisa menjadi contoh bagi daerah lain," tambah Suseno.

Di Wale Narkoba terdapat sebuah ruangan khusus untuk menonton film-film dokumenter terkait dengan narkoba. Berbagai replikasi jenis narkoba ikut pula dipamerkan, seperti sabu-sabu, opium, ganja, heroin dan sebagainya. Tidak lupa, poster-poster yang menggambarkan dampak buruknya penggunaan narkoba ikut dipajang.

Di salah satu dinding juga dipamerkan kliping pemberitaan media massa tentang pemberantasan perederan narkoba oleh BNN. Visual berbagai grafik dalam ukuran besar juga ikut dipamerkan. Bahkan sejarah narkoba sejak zaman penjajahan dulu ikut diperlihatkan. Juga tak ketinggalan ikut dipajang contoh berbagai alat yang digunakan oleh pemakai narkoba seperti bong.

Dalam kesempatan berbeda, Benny Mamoto yang sempat menjabat salah satu direktur di BNN mengataan, kehadiran Wale Anti Narkoba di Sulut itu sangat penting. Sebab tingkat pravelensi penyalahguaan narkoba di Sulut semakin meningkat. Saat ini, saja terdeteksi ada sekitar 35.000 orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba di Sulut.

"Tahun 2013 ini diperkirakan angka pravelensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia adalah sebesar 2,56 persen atau setara dengan 4,5 juta penduduk. Kita perlu khawatir karena diestimasikan pada tahun 2015 angka itu akan meningkat menjadi 2,80 persen. Sulut berada pada peringkat ketujuh secara nasional saat ini," ujar Mamoto.

Kehadiran Wale Anti Narkoba di Sulawesi Utara tersebut memang perlu diberi apresiasi, dan bisa menjadi pilot project bagi daerah lain. Direncanakan pada pertengahan Nobvember nanti, Wale tersebut akan diresmikan. Persemiannya sendiri akan dihadiri oleh seluruh anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, jajaran BNN Pusat, serta seluruh pimpinan Badan Narkotika Nasional provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com