Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tipis, Peluang Putaran Kedua di Pilgub Jatim

Kompas.com - 30/08/2013, 19:36 WIB

SURABAYA, KOMPAS — Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Timur periode 2014-2019 sudah usai. Berdasarkan hasil penghitungan cepat beberapa lembaga survei, tipis kemungkinan menggelar pilkada putaran kedua.

Berdasarkan beberapa hasil hitung cepat lembaga survei, perolehan suara antara petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja beda tipis, sekitar 10 persen.

Berdasarkan penghitungan cepat lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting, pasangan Soekarwo-Saifullah (Karsa) meraih 46,97 persen, Khofifah-Herman (Berkah) sebesar 37,77 persen, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (Bangsa) 12,91 persen, dan Eggi Sudjana-M Sihat meraih 2,35 persen, dengan angka partisipasi 49,84 persen.

Penghitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga menempatkan Karsa dengan perolehan suara tertinggi, yakni 47,95 persen, Khofifah-Herman 37,77 persen, Bambang-Said 11,90 persen, dan Eggi-Sihat 3,37 persen. Hasil ini diperoleh dari sampel sebanyak 350 TPS.
Kubu Khofifah optimistis

Memang kubu Khofifah-Herman masih optimistis menang meski berada di urutan kedua dalam penghitungan cepat yang dilakukan lembaga survei. Alasannya, berdasarkan hasil penghitungan nyata (real count) sementara yang digelar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pasangan Khofifah-Herman unggul 44,08 persen, Karsa 38,47 persen, Bambang-Said 11,86 persen, dan Eggi-Sihat 2,02 persen. PKB mengklaim memasukkan data dari semua TPS, atau 71.036 TPS.

Ajakan kubu Karsa, melalui pernyataan Gubernur Soekarwo, bahwa pada periode pemerintahan berikutnya pihaknya akan mengakomodasi program-program kerja para pasangan calon lain dalam pemilihan gubernur (pilgub) ini merupakan isyarat bahwa suasana kerukunan akan segera pulih setelah ketegangan kompetisi ini.

Itu juga diharapkan bisa menyembuhkan rasa penasaran pihak Khofifah-Herman, pasangan calon yang belum menerima hasil penghitungan cepat lembaga survei yang sudah memenangkan Karsa, sebab selama lima tahun ini memendam kekecewaan akibat Pilgub 2008 yang mengalahkan Khofifah.?

Demikian pendapat Guru Besar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Prof Dr Ramlan Surbakti.

Ramlan menilai, klimaks dari pilkada kali ini adalah jika pihak kubu Berkah yang berada di nomor urut empat bisa berbesar hati menerima kekalahan dalam persaingan. Meski dari sekitar lima penghitungan cepat yang diselenggarakan lembaga survei dan sejumlah media massa hasilnya relatif seragam memenangkan kubu Karsa, pihak Berkah belum menyatakan menerima hasil penghitungan cepat.?

Alasannya, Berkas menggunakan metode penghitungan nyata. Dibutuhkan paling tidak sampai hari Jumat ini untuk menunggu seluruh data terkumpul di pihak Berkah. Kekukuhan pihak Berkas bisa dimaklumi karena pada Pilgub 2008, pasangan calon Khofifah berselisih suara sangat tipis, 1-2 persen, dengan pihak Soekarwo.

Temuan adanya kecurangan yang signifikan ketika itu mendorong pihak Khofifah sulit menerima hasil hitung cepat versi lembaga survei.?

Namun, kali ini situasinya berbeda karena selisih antara perolehan suara Karsa dan Berkah cukup besar. Ini yang menjadikan kubu Khofifah memutuskan menunggu hasil penghitungan nyata.

”Saya kira kalau seluruh data Khofifah sudah terkumpul, maka akan dengan sendirinya Khofifah legowo. Namun, juga perlu sikap bersahabat pihak Karsa untuk berinisiatif mengunjungi Khofifah,” tutur Ramlan.?

Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad yang sempat diisukan mendukung kubu Khofifah menyatakan puas dengan hasil dan proses pilgub.

Tidak berbeda jauh

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Wahyudi Winaryo memprediksi hasil akhir perolehan suara Pilkada Jatim tidak akan berbeda jauh dari hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei.

Alasannya, dari semua hasil penghitungan cepat, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf lebih unggul dengan selisih 10 persen suara dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja.

”Dengan margin error lebih kurang 1 persen, kecil kemungkinan hasil itu akan berubah,” kata Wahyudi. Selisih 10 persen itu juga membuat Khofifah-Herman sulit membalik keadaan mengungguli Soekarwo-Saifullah.

Saifullah Yusuf mengatakan, pihaknya tidak mengklaim bahwa ia dan Soekarwo sudah unggul. ”Kami baru mengikuti dan mencermati hasil penghitungan cepat. Kami tetap tunggu hasil resmi dari KPU Jatim,” katanya.

Sementara pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, mengatakan, dalam Pilkada Jatim ini tidak bisa langsung ditetapkan apakah perlu diulang atau cukup satu putaran. Justru paling penting ada kemungkinan kecurangan yang dilakukan secara sistemik seperti Pilkada 2008. Jika kecurangan itu begitu kuat, persoalan ini bisa dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Komisioner KPU Jatim Agus M Fauzi mengatakan, sesuai jadwal yang sudah ditetapkan KPU Jatim, proses penghitungan surat suara secara manual dari Panitia Pemungutan Suara desa dan kelurahan sampai KPU Jatim mulai 30 Agustus hingga 7 September 2013.

Berdasarkan hasil beberapa hitung cepat beberapa lembaga survei, partisipasi pemilih masih di bawah 60 persen dari 30 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com