Soni beralasan, saat mengemudi, dia tidak melihat ke arah depan, tetapi menunduk karena pelipisnya berdarah terkena lemparan batu.
”Saya tidak tahu kalau menabrak kendaraan hingga salah satu penumpangnya tewas. Sebab, saya menunduk setelah pelipis saya terkena lemparan batu. Saya menunduk menyelamatkan diri,” kata Soni saat dijenguk oleh ketua tim advokasi FPI Jawa Tengah, Zaenal Abidin Petir, Jumat (19/7/2013) petang.
Bapak beranak tiga asal Magelang ini baru menghentikan mobil setelah bannya meletus. Kemudian ia keluar dari mobil dan masuk ke kebun kopi untuk menyelamatkan diri dari kejaran masyarakat.
Soni yang setiap hari bekerja sebagai penjual ban bekas ini menjelaskan, setelah berada di kebun kopi, dia diselamatkan oleh warga.
Ia dibawa ke rumah warga tersebut dan setelah suasana agak tenang, ia disuruh menyerahkan diri ke polisi. ”Saya diperlakukan baik oleh warga yang menyelamatkan saya itu,” ujarnya.
Soni menambahkan, saat kejadian, dirinya bersama dua penumpang lain yang juga anggota FPI. Namun, ia mengaku tidak kenal dengan dua orang itu sebab saat kejadian semuanya panik dan anggota FPI mencari perlindungan, termasuk menaiki mobil yang bukan rombongannya. ”Rombongan saya juga tidak ada, entah ke mana,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Soni ditetapkan sebagai tersangka karena menabrak pengendara sepeda motor hingga menyebabkan seorang penumpangnya, Tri Muniarti, meninggal dan suaminya terluka.
Dua anggota FPI lainnya juga ditetapkan sebagai tersangka karena membawa senjata tajam ketika terjadi bentrok dengan warga di Sukorejo, Klaten, Kamis (18/7/2013).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.