Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABK Selamat!

Kompas.com - 03/05/2011, 04:30 WIB

Hikmahanto Juwana

PT Samudera Indonesia telah menyampaikan secara resmi bahwa 20 anak buah kapal—berkewarganegaraan Indonesia—MV Sinar Kudus selamat dari penyanderaan perompak Somalia. Kapal pun telah dikuasai kembali oleh nakhoda.

Penyelamatan dilakukan dengan membayar uang tebusan meski pasukan TNI, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan TNI, terus membayangi selama hampir lebih dari satu bulan. Bahkan, pasukan berhasil menghalau upaya kelompok perompak lain yang akan menguasai MV Sinar Kudus.

Upaya penyelamatan anak buah kapal (ABK) MV Sinar Kudus oleh pemerintah dan PT Samudera Indonesia (SI) patut diapresiasi. Mereka telah mengambil opsi yang paling mungkin disesuaikan dengan situasi dan menghadapi berbagai dilema di lapangan. Negara telah menjalankan kewajibannya melindungi warga negaranya di mana pun, termasuk di luar negeri.

Karakteristik

Karakteristik perompak Somalia sangat berbeda dengan perompak yang berkeliaran di berbagai jalur laut internasional, termasuk Selat Malaka. Kegagalan Somalia sebagai negara telah mendorong para nelayan dan warga Somalia ikut menjadi perompak. Mereka diorganisasi secara rapi oleh pihak-pihak tertentu, baik yang ada di dalam maupun luar Somalia.

Berhadapan dengan perompak tidak berarti hanya berhadapan dengan mereka yang berada di atas kapal yang dibajak. Perompak terbagi menjadi dua kategori, yaitu perompak ”berdaki” yang berada di atas kapal dan perompak ”berdasi” yang melakukan kendali dari darat.

Belum lagi kegiatan para perompak didukung oleh orang-orang terhormat yang turut mereguk keuntungan. Oleh karena itu, perompak di Somalia dapat disebut sebagai perompak intelektual.

Karakteristik di atas mungkin saja tidak terlalu dipahami oleh publik di Indonesia. Alhasil, upaya penyelamatan oleh SI dan pemerintah banyak mengundang kritik.

Kritik yang terus-menerus dan dijadikan komoditas politik dalam negeri seolah tidak memberikan ruang kepada SI dan pemerintah untuk melakukan opsi secara rahasia. Padahal, kritik telah memaksa pemerintah dan SI mengungkap informasi rahasia kepada media. Ini yang kemudian dimanfaatkan oleh perompak berdasi untuk mengetahui apa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah, sekaligus sebagai daya penekan dalam negosiasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com