Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perginya Edelweis dari Cangkringan...

Kompas.com - 06/11/2010, 04:12 WIB

Setidaknya dalam 10-15 tahun terakhir, Cangkringan merupakan dusun tertinggi di Sleman dan ini pula salah satu dusun eksotik dengan segala macam kekayaan budaya masyarakat dan situs sejarahnya.

Cangkringan memiliki tiga bisnis utama yang mencolok: usaha penyewaan losmen atau homestay, usaha peternakan sapi perah, serta penambangan pasir yang notabene merusak lingkungan dan sering membelah ketenteraman antarwarga desa sendiri.

Bisnis lain yang tak kalah besar ialah lahan salak, usaha dua camping ground oleh penduduk setempat di Wono Gondang dan Sinolewah.

Sejak erupsi kedua Merapi 30 Oktober, Desa Umbulharjo ditinggalkan hampir semua warganya mengungsi. Saat ini, sebagian besar penduduk Umbulharjo yang jumlahnya mencapai 2.521 orang berada di penampungan pengungsian Merapi di Desa Wukirsari yang jaraknya sekitar 5 km.

Dari perempatan kantor Desa Umbulharjo, ke arah puncak Merapi suasana semakin senyap. Jalan menuju lima dusun bagian utara Desa Umbulharjo itu ditutup sejak erupsi pertama 26 Oktober lalu.

Jalan itu berujung di Kampung Kinahrejo, kampung Mbah Maridjan. Sekitar 20 kios wedang gedang (minuman pisang), makanan kecil, dan suvenir, yang terdapat di kawasan wisata Kali Adem, nyaris tak berbekas.

Kepala Bidang Pembangunan Desa Umbulharjo Sugeng mengatakan, erupsi Merapi yang berkepanjangan melumpuhkan semua sektor perekonomian penduduk. Jika keadaan ini berlangsung sebulan, kerugian penduduk Umbulharjo bisa lebih dari Rp 1,4 miliar. Kerugian ini dihitung dari berhentinya usaha pemerahan susu, penginapan, tanaman keras warga yang rusak, dan penambangan pasir. Belum terhitung usaha parkir, persewaan mobil, dan warung.

Di Koperasi Susu Warga Mulya, misalnya, jumlah setoran susu turun lebih dari 11 persen, yaitu dari 4.500 liter per hari menjadi 4.000 liter per hari. Koperasi itu merupakan satu dari tiga koperasi susu di Kabupaten Sleman yang menyerap susu perah dari 525 ekor sapi, dari total populasi 4.000 ekor sapi di Kabupaten Sleman.

Dari 4.750 penduduk, 75 persen warga Umbulharjo menggantungkan hidup dari sapi perah yang jumlahnya 700 ekor. Sejak erupsi, tidak ada pemasukan dari susu sapi sehingga total kerugian sekitar Rp 700 juta. ”Susu harus diperah tiap hari, tetapi hasilnya tidak bisa saya setor. Kalau tidak dibuang, ya saya bawa ke pengungsian,” kata Widi Sutrisno (52), warga Dusun Pangukrejo.

Beberapa dari mereka akhirnya menjual sapi dengan harga sangat murah. ”Sudah ada sekitar 40 sapi dijual,” kata Yono, warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com