Salin Artikel

Soal Lumbung Pangan Nasional, Bupati Lamongan: Tak Hanya Kualitas Tanaman, Regenerasi Petani juga Penting

KOMPAS.com - Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan mendukung program diversifikasi pertanian. 

Dalam hal ini, DKPP harus menjadi pusat referensi bagi petani. Sebab, diversifikasi pertanian dengan menerapkan metode pertanian modern tentu akan membuka minat para petani milenial di Lamongan.

"Mempertahankan lumbung pangan tidak hanya dari sisi kualitas tanam saja, regenerasi petani juga sangat penting," katanya.

Dia mengatakan itu saat menghadiri kegiatan pembinaan staf DKPP Kabupaten Lamongan dan panen melon di Kantor DKPP Kabupaten Lamongan Lamongan, Rabu (22/5/2024).

Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menambahkan, realisasi dari diversifikasi pertanian dipastikan akan mendukung program lumbung pangan nasional.

"Tentu tujuan kami ialah ingin mempertahankan predikat lumbung pangan nasional. Lumbung pangan tidak hanya tentang padi, jadi kami harus terus melakukan diversifikasi pertanian," ujarnya dalam siaran persnya, Rabu.

Hingga April 2024, provitas panen padi pada musim tanam satu mencapai 46 persen dan diyakini akan 100 persen pada musim tanam selanjutnya meskipun pada musim tanam dua dihadapkan dengan musim kemarau.

Sementara itu, Kepala DKPP Kabupaten Lamongan Mohammad Wahyudi mengatakan, program percepatan tanam dengan pompanisasi diupayakan akan menjawab tantangan kekeringan bagi petani.

Dia mengatakan, mayoritas wilayah yang mengalami kekeringan di musim tanam dua padi adalah wilayah tengah hingga selatan. 

“Namun, akan tetap kami upayakan memenuhi kebutuhan air, salah satunya melalui program percepatan tanam dengan pompanisasi,” katanya. 

Wahyudi mengatakan, di Kabupaten Lamongan saat ini sudah terpasang 67 unit pompa, dengan rincian 57 unit pompa air 4 inci dan 10 unit pompa air 6 inci. 

“Selain itu, kami juga terus berkoordinasi bersama Dinas Pengerjaan Umum Sumber Daya Air Kabupaten Lamongan," terangnya.

Wahyudi juga memaparkan keberhasilan pertanian hortikultura di Kabupaten Lamongan di hadapan 230 staf Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) hingga staf DKPP Kabupaten Lamongan.

Keberhasilan itu diwujudkan dengan empat desa di wilayah Kecamatan Brondong yang sudah aktif menanam holtikultura seperti melon, pisang cavendish, bawang, terong hitam Jepang, dan lainnya.

"Di empat desa tersebut saat ini aktif menanam holtikultura, hingga ada yang sudah bermitra dengan perusahaan," paparnya. 

Tercatat, ada delapan puluh green house di Lamongan yang sangat produktif di wilayah Brondong hingga Ngimbang. Dalam sekali panen, tanaman hortikultura yang dihasilkan bisa mencapai 579 kuintal.

Pada kesempatan yang sama, Pak Yes juga melakukan panen melon jenis red aroma. 

Melon yang dibudidaya DKPP Kabupaten Lamongan itu merupakan kolaborasi metode tanam hidroponik dengan pupuk kimia. 

Di lahan greenhouse seluas 10×10 meter (m) itu terdapat 204 pohon melon.

Pengelola greenhouse melon DKPP Kabupaten Lamongan Slamet Mulyono mengatakan, proses tanam hingga panen membutuhkan waktu 70 hingga 75 hari. 

Dia mengatakan, melon jenis itu memiliki keunggulan warna yang cantik, aroma haru, dan kualitas daging yang tebal.

“Saat ini penjualannya masih lingkup kantor saja. Semoga ke depan bisa lebih luas lagi. Per 100 gramnya kita jual dengan harga Rp 2.500," jelas Mulyono. 

https://regional.kompas.com/read/2024/05/22/163834678/soal-lumbung-pangan-nasional-bupati-lamongan-tak-hanya-kualitas-tanaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke