Salin Artikel

Dampak Kekeringan di Purworejo, Petani Gagal Panen, Harga Beras Naik

Seperti yang terjadi di Desa Bener, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, sejumlah petani mengalami gagal panen. Sebabnya, sungai yang mengaliri sawah di desa ini kering.

Sumarni, salah satu petani mengatakan, pihaknya gagal penen setelah sawah miliknya tak teraliri air. Hal itu disebabkan Sungai Kelapa sudah beberapa bulan ini debit airnya menurun drastis.

"Sudah beberapa bulan ini debitnya menurun, tapi sebelum itu kemarin kita sempat menanam, kita gak tau kalau mau kemarau panjang seperti ini," kata Sumarni saat ditemui pada Selasa (18/9/2023).

Sumarni mengatakan, pihaknya sempat menanam padi sebanyak 5 petak sawah. Modal yang dikeluarkan untuk menanam padi hampir menyentuh angka Rp 1 juta.

"Sawah kami 5 petak dan modal yang kita keluarkan sekitar Rp 800.000," kata Sumarni.

Sampai saat ini, Kabupaten Purworejo belum turun hujan. Akibatnya, sejumlah petani mengalami gagal panen. Efeknya membuat harga beras semakin mahal.

Harga beras di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah diketahui semakin tinggi. Sejak 2 bulan terakhir, setiap minggu, harga beras terus mengalami kenaikan.

Pantauan di Pasar Baledono, Kabupaten Purworejo, hampir seluruh jenis beras mengalami kenaikan harga dari Rp 500-1.000 per kilogram (kg).

Beras yang mengalami kenaikan di antaranya, beras IR 64 dan C4 yang tadinya dijual Rp 12.500 per kg, kini menjadi Rp 13.000 per kg.

Beras Pandan Wangi yang sebelumnya dijual Rp 12.300 per kg, saat ini dibanderol Rp 12.800 per kg. Sedangkan, beras Mentik Wangi kini dijual Rp 12,500 per kg, sebelumnya dijual Rp 12.000 per kg.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/19/121239378/dampak-kekeringan-di-purworejo-petani-gagal-panen-harga-beras-naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke