Salin Artikel

Cerita Rivaldo Kesiangan hingga Diwisuda Sendirian, Sempat Ditelepon Orangtuanya Lebih dari 30 Kali

Kepada Kompas.com, dia menceritakan malam harinya sebelum wisuda, dia tidak bisa tidur di kamar indekosnya.

Karena itu, dia menghabiskan waktu dengan begadang mengutak-atik ponselnya bermain media sosial dan mencari informasi lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Rivaldo mengungkapkan, dia begadang hingga pukul 04.00 Wita. Setelah itu, dirinya tidak ingat lagi karena terlelap di kosnya.

Padahal, orangtuanya sudah datang dari Desa Ilomata, Kecamatan Pinolosian, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Ayah dan ibunya tiba di Gorontalo pada Rabu (30/8/2023). Sementara wisuda Rivaldo digelar esok paginya (31/8/2023).

Mereka menginap di rumah kerabat yang berlokasi di Desa Botupingge, Kabupaten Bone Bolango.

Ditelepon lebih dari 30 kali

Kamis paginya, semua wisudawan sudah berada di kampus mengenakan toga. Begitu juga dengan orangtua Rivaldo sudah siap menyaksikan puncak kebesaran anaknya.

Namun, begitu prosesi wisuda dimulai, mereka tidak melihat Rivaldo. Keduanya sempat bertanya ke teman-temannya, yang juga tak mengetahui keberadaan anak mereka.

Orangtua Rivaldo kemudian mencoba menghubungi putra mereka. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 30 panggilan. Namun, semuanya belum cukup membangunkan si wisudawan.

Prosesi pun berlangsung. Masing-masing wisudawan pun berdiri dan maju. Hingga tibalah nama Rivaldo Dullah.

Saat namanya dipanggil, tidak ada satu pun yang berdiri dan maju. Pewara bahkan sampai meninggikan suaranya. Tetapi tak ada respons.

Karena Rivaldo tidak kunjung muncul, pewara kemudian berlanjut ke pemanggilan nama lulusan lainnya.

“Saya baru tahu kedua orangtua saya marah dan kecewa saat nama saya dipanggil, saya tidak muncul. Mereka tidak tahu saya sedang tertidur lelap di kamar kos,” kata Rivaldo, Selasa (5/9/2023).

Dia mengaku sangat menyesal dan merasa berdosa kepada orangtuanya, yang menyempatkan hadir di IAIN Sultan Amai Kota Gorontalo.

Rivaldo tak kunjung muncul dalam wisuda yang disiarkan di YouTube kampus tersebut hingga sidang senat ditutup, dan rektor serta para anggota senat lainnya meninggalkan sidang.

Wisuda sendiri

Di kamar kosnya, Rivaldo pun terbangun dan teringat bahwa dia harus menghadiri wisuda. Dia tak peduli meski hari sudah sangat siang.

Dia pun bergegas untuk mandi dan menyiapkan keperluan yang harus dibawa untuk wisuda. Setelah itu, berangkatlah dia ke kampus.

Dia tiba di kampus dengan toga dan pakaian wisuda saat matahari mulai bergeser ke barat. Karena acaranya sudah selesai, dia memberanikan diri menuju ruang akademik di gedung rektorat.

Rivaldo berkata, sempat tidak ada siapa-siapa, dia akhirnya menemui seorang pegawai administrasi di ruangan tersebut.

"Perasaan saya sedih karena sudah mengecewakan orangtua yang sudah menunggu dari pagi di kampus. Tapi, alhamdulillah saya sudah bisa menyelesaikan studi," ujar Rivaldo.

Di ruangan itulah, dia "diwisuda" dengan tali toganya dipindahkan Asriah Ntuke Mahmud, salah satu kepala bagian di IAIN Gorontalo.

Di prosesi unik ini, orangtua Rivaldo tidak ikut hadir. Selanjutnya, Rivaldo menerima ijazah, yang langsung disodorkan kepada orangtuanya.

Dia mengatakan, dia ingin memerlihatkan kepada ayah dan ibunya bahwa dia sudah lulus kuliah, sudah sarjana.

"Menurut saya, yang terpenting pada hari itu adalah ijazah. Ijazah ini untuk memperlihatkan bukti pencapaian saya ke orangtua," ujar Rivaldo.

Video "wisuda" Rivaldo inilah yang kemudian viral di media sosial, dan mengagetkan Retna Gumanti, dosennya.

"Saya kaget, kok Aldo? Langsung saya hubungi dia," tutur Retna Gumanti yang adalah Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah sekaligus dosen pembimbingnya.

Retna menjelaskan, Rivaldo merupakan mahasiswa yang berprestasi dan rajin. Penyusunan skripsinya juga tergolong cepat karena dia taat selama pembimbingan.

Kepada Retna, Rivaldo bercerita bahwa dirinya dia terlambat bangun karena baru bisa tidur pukul 04.00 Wita. Padahal, seharusnya dia sudah tiba di kampus pukul 07.00 Wita.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Rosyid A Azhar, Editor: Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2023/09/06/090031378/cerita-rivaldo-kesiangan-hingga-diwisuda-sendirian-sempat-ditelepon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke