Salin Artikel

Sumarlan, Pria Obesitas 200 Kg Meninggal, Begini Penjelasan Kepala Dinkes Grobogan

Tak berselang lama, jenazah Sumarlan selanjutnya dikebumikan di tempat pemakaman Dusun Pepe, Desa Ngrandu tak jauh dari rumahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Grobogan dr Slamet mengatakan, sejak Sumarlan dipulangkan ke kampung halamannya, tim medis Puskesmas II Geyer aktif mengecek kondisi kesehatannya tiga kali sepekan.

Dalam perkembangannya, kesehatan Sumarlan mulai menurun pada awal pekan ini. Sejak saat itu pula tim medis Puskesmas II Geyer yang menerima laporan dari keluarga Sumarlan langsung turun tangan.

"Jadi tak berkenan dirujuk kembali ke rumah sakit. Keluarga inti juga banyak merantau. Kami sudah sarankan tapi tetap tidak mau hingga akhirnya meninggal di rumahnya," terang Slamet saat dihubungi melalui ponsel, Kamis (3/8/2023).

Merujuk hasil rekam medis Puskesmas II Geyer, sebelumnya Sumarlan tercatat mengalami peningkatan sel darah putih (leukosit). Ditambah lagi karena tak ada aktivitas fisik, muncul luka terbuka akibat tekanan berkepanjangan (Ulkus dekubitus) pada bagian punggungnya.

"Jadi leukosit, ulkus dekubitus serta infeksi dan ini komplikasi karena ada riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Inalillahi wa innailaihi rojiun, kami turut berduka cita sedalam-dalamnya," pungkas Slamet.

Sumarlan sebelumnya dievakuasi petugas damkar dari kamar kos tempatnya merantau di Jakarta Pusat.

Sumarlan terpaksa dipulangkan ke kampung halamannya pada akhir Juni lalu akibat kakinya cedera usai kecelakaan. Atas pertimbangan keluarga lantaran lebih dari satu tahun hanya terbaring lemas di lantai dua ruko, Sumarlan akhirnya dibawa balik.

Selama sakit, Sumarlan yang kesulitan beraktivitas diurus oleh putra semata wayangnya yang juga bekerja di Jakarta.

Sesampainya di tanah kelahirannya, Sumarlan akhirnya dirujuk ke RSUD dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Senin (3/7/2023).

Perwakilan Pemdes Ngrandu, Dinas Kesehatan Grobogan, Dinas Sosial Grobogan dan TNI berhasil membujuk Sumarlan yang sebelumnya memilih menutup diri hingga enggan dirawat intensif.

Proses evakuasi Sumarlan berlangsung cukup lama, nyaris satu jam. Petugas dibantu warga pun terpaksa menjebol dinding berkonstruksi papan kayu untuk mengeluarkannya dari rumah berukuran 6 x 12 meter.

Sumarlan yang terbaring lemas di ranjang diangkat 8 orang menggunakan jarik berlapis secara hati-hati. Mereka nampak kuwalahan memindahkan fisik dengan berat tak lazim itu bergeser ke dalam ambulans.

"Jadi dirawat di RSUD hanya beberapa hari kemudian pulang. Saat di rumah awalnya sehat-sehat saja, namun perkembangannya kondisi kesehatan menurun hingga meninggal dunia," kata Kepala Desa Ngrandu Paiman.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/03/204215778/sumarlan-pria-obesitas-200-kg-meninggal-begini-penjelasan-kepala-dinkes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke