Salin Artikel

Kisah Pilu Nenek Sarkonah, Tokonya 3 Kali Dibobol Maling dan Ia Pun Menangis

KOMPAS.com - Nenek Sarkonah (58), warga Jalan Uka Gang 1 No 7, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, tidak kuat menahan air mata saat menceritakan nasibnya yang sudah tiga kali kemalingan.

Para pencuri sudah tiga kali membobol toko kelontong milik Sarkonah dan terbaru terjadi pada Sabtu (13/5/2023) lalu.

Saat menceritakan kronologi kemalingan, mata Sarkonah berkaca-kaca. Intonasi bicaranya terdengar pelan dan terbata-bata.

Sesekali nada bicaranya meninggi dan tampak geram saat mengisahkan peristiwa toko kelontongannya dibobol maling.

Sarkonah mengatakan, ia baru menyadari tokonya dibobol maling saat melihat puluhan stok slop rokok dagangannya yang dipajang di etalase raib. Kala itu ia hendak melayani tetangganya yang membeli rokok.

Memang sekilas tak ada yang aneh dengan kondisi etalase tokonya. Kondisinya sama dengan hari-hari sebelumnya.

Namun kalau mendongak ke etalase paling atas, tampak kosong melompong. Sebelumnya di etalase itu terdapat jejeran slop rokok. Ia pun menangis.

"Karena ada warga yang beli, saya nggak punya, ternyata hilang dicuri, Ya Allah," ucap Markonah dilansir dari Surya Online.

Sarkonah tidak bisa menahan tangis karena kejadian ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, toko kelontong berukuran 5 m x 3 m itu sudah dua kali dibobol maling.

Peristiwa pertama terjadi pada Selasa (25/4/2023) lalu, atau dua hari setelah lebaran. Puluhan slop rokok dan beberapa tabung gas 3 kg hilang dicuri.

Lalu seminggu kemudian pada Selasa (2/5/2023), toko kelontonnya kembali dibobol maling. Puluhan slop rokok, tiga tabung gas 3 kg, beras dan jajanan lainnya raib.

Dari satu kejadian kemalingan, Sarkonah merugi sekitar Rp 4 juta. Artinya dari tiga kali pencurian itu, Sarkonah mengalami kerugian Rp 12 juta.

Pada kasus pencurian sebelumnya, Sarkonah sempat memergoki maling hingga pelaku kabur dan meninggalkan karung ronjot.

Sarkonah sedih toko kelontonnya kerap jadi sasaran maling.

Peristiwa kriminal yang menimpa Sarkonah terjadi secara bertubi-tubi. Bukan hanya toko kelontongannya yang dibobol maling, ia juga pernah menjadi korban kejahatan gendam.

Lagi-lagi yang raib itu dagangannya seperti tabung gas 3 kg.

Ia juga pernah memergoki sejumlah pemuda merangsek ke tokonya dan mengambil dua tabung gas 3 kg.

Sarkonah juga pernah tertipu dua orang yang berlagak menjadi pembeli. Akibatnya dua tabung gas elpiji ludes.

"Saya dulu pernah, seselasar rokok Rp2 juta kerugiannya, dan itu sama tabung. Saya digendam, tabung yang hilang 8 biji. Lalu saya ditipu orang lagi 4 biji," ungkapnya.

Sarkonah mengatakan, toko kelontongnya itu sudah berdiri sejak 20 tahun lalu. Semenjak dua anaknya meninggal dunia, ia kini menjaga toko tersebut seorang diri.

Pendapatan yang tak seberapa berjualan kebutuhan pokok dari toko kelontong tersebut, digunakan oleh Sarkonah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai beberapa orang cucunya yang masih sekolah.

"Saya sama cucu cucu aja. Anak saya sudah meninggal dua orang nak. Hanya ditinggal cucu 2 orang. Cucu saya kerja nanti sore pulang. Ada cucu saya yang kerja lama, sebulan sekali sambang pulang," pungkasnya dengan suara pelan menyeka air matanya yang tumpah menggunakan ujung kain kerudung biru yang dipakainya.

Tak lapor polisi

Sementara itu, salah satu cucunya Rana Saharani (22) menduga kuat pelaku yang membobol toko kelontong milik neneknya itu berjumlah lebih dari satu orang.

Para pelaku diduga memasuki toko dengan cara memanjat pagar untuk masuk melalui celah pada bagian langit-langit atap yang berongga.

"Dugaannya lompat (pagar). Gak ada yang dirusak kok. Iya 3 kejadian itu, kayaknya pelaku lompat (pagar) semua. Bukan dirusak. Karena pagar ini kalau dibuka suaranya kencang, berbunyi, gak mungkin. Dan digembok semua," ujar Rana.

Kendati demikian, Rana mengaku, pihak neneknya tidak melaporkan kejadian pencuri tersebut ke pihak kepolisian.

Selain tidak mengerti bagaimana prosedur dan cara untuk membuat laporan kepolisian terdekat.

Pihaknya juga merasa tidak cukup bukti untuk melaporkan tindakan pencurian tersebut ke pihak kepolisian.

Dalam waktu dekat. Rana mengungkapkan, pihaknya akan memasang kamera CCTV di beberapa sudut tersembunyi di toko kelontong neneknya.

Dengan cara demikian, bilamana si pelaku tak kunjung bertaubat dari perbuatan jahatnya untuk menyatroni toko neneknya.

Ia berharap, wajah para pelaku tersebut dapat terekam jelas melalui kamera CCTV sebagai bukti kejahatan yang akan dilaporkan ke markas kepolisian.

"Pasti dugaannya lebih dari satu orang. Kalau sendirian enggak mungkin bisa mencuri. Harapannya semoga ketemu pelakunya. Dan jangan sampai (toko nenek saya) jadi sasaran pencurian lagi. Kasihan karena sudah tua," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Pilu Nenek 9 Cucu di Benowo Surabaya, Toko Kelontong Kecilnya Berkali-kali Disatroni Maling

https://regional.kompas.com/read/2023/05/15/140125478/kisah-pilu-nenek-sarkonah-tokonya-3-kali-dibobol-maling-dan-ia-pun-menangis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke