Salin Artikel

3 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Menyisir Keberadaan Philip dan Tanda Tanya Digantinya 3 Jenderal

Sejak disandera di Distrik Paro, pada 7 Februari 2023, keberadaan Kapten Philip hingga kini masih belum diketahui.

Terhitung sudah 89 hari, Kapten Philip berada di tangan Egianus Kogoya. Sulitnya jangkauan telekomunikasi dan kondisi geografis di Nduga, menjadi salah satu kendala menemukan Philip.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani.

Dia menyebutkan, Egianus tidak selalu bersama Philip dan lebih sering berjalan dengan kelompok kecil ke beberapa daerah, seperti Kuyawage, Lanny Jaya, hingga Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

"Sangat jarang Egianus bersama pilot, biasanya itu dititip ke keluarganya (Egianus) dan dijaga oleh beberapa anak buahnya," kata Faizal saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (6/5/2023).

Menurut dia, Egianus menganggap Philip akan menjadi beban jika selalu bersama dengannya.

Sebab, kondisi geografis yang mereka dilewati sangat sulit, yakni berupa pegunungan yang ketinggiannya bisa lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Walau disebut jarang bersama-sama, Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen memastikan bahwa saat ini, Kapten Philip sedang bersama Egianus Kogoya dan kelompoknya.

Saat menyerang pasukan TNI di Distrik Mugi pada 15 April 2023, Egianus tidak ada bersama Philip.

Namun setelah itu ia dipastikan sudah berkumpul bersama kelompoknya yang menjaga sang pilot.

"Saat ini dia (Egianus) ada sama-sama Philip," cetusnya.

Rio memprediksi bahwa Egianus berjalan dengan membawa Philip ke arah ibu kota Nduga, yaitu ke Kenyam, untuk tujuan tertentu.

Tetapi ia menyatakan bahwa Egianus tidak akan mudah tiba di Kenyam karena ada KKB lain yang sudah terlebih dahulu ada di wilayah tersebut.

Egianus disebut takut ke Kenyam

Perjalanan Egianus Kogoya untuk menuju Kenyam diperkirakan akan menemui hambatan karena keberadaan KKB pimpinan Yotam Bugiangge.

Sosok Yotam sendiri adalah pecatan TNI yang beberapa saat lalu melakukan pembunuhan terhadap dua warga di Distrik Dekai Yahukimo.

Selain itu, kini ia tidak sendiri karena saat ini sudah ada Army Kogoya dan Waryambo yang masuk dalam kelompoknya.

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen menjelaskan, sejak melarikan diri dari kesatuannya, Yotam menolak untuk bergabung dengan Egianus dan memilih untuk mendirikan kelompok sendiri.

Sementara Waryambo yang saat ini bersama Yotam, merupakan mantan anak buah Egianus Kogoya.

"Ada informasi yang menyebut Egianus ini agak takut sama Yotam, tapi mungkin dengan situasi sekarang dia berani masuk ke Kenyam," kata Rio.

Menurut dia, aparat keamanan yang berada di Kenyam selalu bersiaga dan akan meningkatkan kewaspadaan setelah ada informasi Egianus dan kelompoknya akan menuju Distrik Kenyam.

3 jenderal diganti

Berlarut-larutnya kasus penyanderaan Kapten Philip disinyalir melatarbelakangi penggantian tiga pejabat tinggi TNI di Papua oleh Panglima TNI.

Mereka adalah Panglima Kogabwilhan III Letjen I Nyoman Cantiasa, Panglima Kodam XVII/Cenderwasih Mayjen Saleh Mustafa, dan Danrem 172/PWY Brigjen J.O Sembiring.

Sejumlah pihak menghubungkan penggantian ketiga pejabat tinggi tersebut dengan penyerangan yang dilakukan KKB terhadap 36 prajurit TNI di Distrik Mugi, 15 April 2023.

Dalam kejadian tersebut, lima prajurit gugur.

Namun hal itu dibantah oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono. Dia menegaskan bahwa rotasi di tubuh TNI adalah hal normal.

“Tidak (ada kaitannya dengan KKB), rotasi normal. Ini rotasi normal dalam tubuh TNI,” kata Julius, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Penyerangan itu terjadi saat 36 prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna melakukan operasi pencarian pilot pesawat Susi Air, Philips Mark Methrtens.

“Prajurit sudah dievakuasi yang gugur dan luka, sisanya masih aktif di lokasi sambil menunggu pergantian dalam waktu dekat,” kata Julius.

Akibat penyerangan itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi menjadi siaga tempur di wilayah Nduga.

Perkembangan proses pencarian Kapten Philip yang sudah membuat jatuhnya korban jiwa dari pihak aparat keamanan, membuat Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengambil langkah tegas.

Ia memastikan, setelah ini aparat keamanan akan lebih menegdepankan proses penegakan hukum dibanding langkah negosiasi.

"Negosiasi kita lakukan tetapi sekarang kita lebih pada penegakan hukum," katanya di Jayapura.

Bahkan ia menyatakan bahwa saat ini TNI-Polri sedang menyiapkan langkah operasi untuk menyelamatkan Philip.

Saat operasi tersebut dilakukan, aparat keamanan akan memastikan wilayah sudah kosong dari masyarakat sipil sehingga siapa pun yang ada di lokasi tersebut dianggap bagian dari KKB.

"Siapa pun masyarakat yang ada di dalam wilayah operasi, kita akan tindak," kata Fakhiri.

Selain menyiapkan operasi penegakan hukum, Fakhiri juga menegaskan bahwa para pejabat daerah yang terindikasi terlibat dalam jaringan KKB, akan ditindak.

Pada akhir April 2023, polisi menangkap Kepala Distrik Kenyam berinisial MM karena diduga menjadi salah satu penyumbang dana untuk KKB.

Usai penangkapan tersebut, Fakhiri menyebut masih ada pejabat lain yang juga terlibat.

"Ada Kepala Distrik, Kepala Kampung, ada juga di Pemerintah Kabupaten. Kepala Distrik Kenyam bukan satu-satunya, banyak yang terlibat dan kita kembangkan terus. Kita akan masuk ke mereka-mereka ini supaya mereka berhenti menyokong kegiatan KKB," ujarnya di Jayapura, Jumat (5/5/2023).

Sebelumnya, Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023.

Egianus kemudian juga menyandera pilot pesawat tersebut, Kapten Philip Mark Mertens (37) yang berkewarganegaraan Selandia Baru.

Setelah Satgas Damai Cartenz masuk ke Distrik Paro pada 14 Februari 2023, dipastikan Egianus dan kelompoknya sudah tidak berada di lokasi tersebut.

Selain itu, wilayah Distrik Paro sudah dalam keadaan kosong karena warganya mengungsi ke Distrik Kenyam.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sempat menyebutkan, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.

Kemudian Egianus diketahui sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.

Di lokasi tersebut, ia diduga membunuh anak seorang anak kepala kampung yang masih berusia sekitar 6 tahun karena ayahnya tidak mau memberi bahan makanan yang diminta oleh Egianus.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/07/150849378/3-bulan-penyanderaan-pilot-susi-air-menyisir-keberadaan-philip-dan-tanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke